Kabar Baik! Meski Ekonomi RI Minus 5,32%, Menperin Agus Sebut Sektor Industri Justru Mulai Merangkak Naik

Oleh : Ridwan | Rabu, 05 Agustus 2020 - 16:30 WIB

INDUSTRY.co.id - Cibitung - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II (Q2) 2020 mengalami kontraksi hingga minus 5,32 persen year on year (yoy).

Angka ini memburuk dari Q1 2020 yang mencapai 2,97 persen dan Q2 2019 yang mencapai 5,05 persen.

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, terkontraksinya pertumbuhan ekonomi di kuartal II/2020 sedikit banyak dapat mempengaruhi sektor industri di Tanah Air.

Namun, lanjut Agus, jika dilihat dari data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan bahwa investasi sektor manufaktur periode Januari - Juli 2020 terjadi peningkatan jika dibandingkan priode yang sama tahun 2019.

Pada periode tersebut, investasi sektor manufaktur menyentuh angka Rp402,6 triliun atau menyumbang devisa negara sebesar 32,2 persen.

Tak hanya itu, Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada bulan Juli 2020 yang dirilis IHS Markit juga menunjukkan lonjakan 7,8 poin sehingga berada di level 46,9.

"Diluar dugaan hanya dalam waktu dua bulan PMI kita merangkak naik dan membaik. Ini menunjukkan bahwa industri dalam negeri terus mengalami pemulihan dan berangsur-angsur rebound selama masa pandemi ini," kata Menperin Agus di Cibitung, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (5/8/2020).

Dijelaskan Menperin Agus, aktivitas industri dalam negeri masih bergairah meskipun di tengah tekanan dampak pandemi Covid-19.

"Pada kondisi sulit seperti ini, kita bisa lihat bahwa ekspor produk manufaktur masih terus berjalan. Hal ini membuktikan bahwa aktivitas industri dalam negeri masih terus bergairah," tambahnya.

Lebih lanjut, Agus mengungkapkan bahwa pemerintah telah menggulirkan stimulus atau insentif bagi perlindungan sektor industri di dalam negeri untuk menghadapi situasi pandemi antara lain, penurunan harga gas dan keringanan biaya listrik bagi sektor industri.

Namun, Agus pun mengakui bahwa sejumlah perusahaan manufaktur saat ini tengah dihadapkan dengan masalah cash flow yang cukup rumit.

"Sejak awal pandemi Covid-19 di Indonesia, kita semua tahu kalau cash flow menjadi masalah yang sangat rumit bagi sejumlah perusahaan manufaktur. Oleh karena itu, pemerintah akan hadir dan ikut membantu permasalah cash flow perusahaan manufaktur," tutur Agus.