Satu WNI Luka Ringan Dampak Ledakan Beirut Lebanon

Oleh : Herry Barus | Rabu, 05 Agustus 2020 - 14:45 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Pada 4 Agustus 2020, telah terjadi  ledakan sangat besar di Port of Beirut  Lebanon pukul 18.02 Waktu Setempat, yang mengakibatkan korban meninggal dan luka-luka.

Pemerintah RI  menyampaikan simpati kepada Pemerintah Lebanon dan juga belasungkawa kepada keluarga korban, Demikian keterangan dari laman Kementerian Luar Negeri RI, Rabu (5/8/2020)

Lokasi ledakan berdekatan dengan Downtown Beirut dan berjarak sekitar 7km dari KBRI Beirut. Sejauh ini belum ada keterangan resmi penyebab ledakan.

Salah satu korban luka adalah WNI yang telah berhasil dikontak KBRI dan saat ini dalam kondisi stabil serta dapat berkomunikasi dengan baik. KBRI akan terus melakukan pendampingan kepada ybs hingga pulih.

KBRI Beirut juga melakukan koordinasi dengan otoritas setempat dan melakukan pengecekan kepada WNI lainnya yang berada di Beirut.

Dalam catatan KBRI, terdapat 1.447 WNI, 1.234 diantaranya adalah Kontingen Garuda dan 213 merupakan WNI sipil termasuk keluarga KBRI dan mahasiswa.

KBRI Beirut dapat dihubungi melalui hotline : +961 3199 493

Pejabat Palang Merah Lebanon George Kettaneh mengatakan petugas bantuan sedang berusaha menyelamatkan orang-orang yang terperangkap di bawah gedung atau bangunan yang runtuh. Foto-foto menunjukkan banyak kerusakan dan kaca-kaca jendela yang pecah beberapa kilometer dari pusat ledakan.

Pemerintah Lebanon belum menyatakan ledakan tersebut sebagai serangan. Perdana Menteri Hassan Diab mengatakan 2.750 ton amonium nitrat untuk pupuk disimpan selama enam tahun di gudang di lokasi ledakan.

Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Mohammed Fahmi mengatakan kepada sebuah stasiun TV lokal bahwa lebih dari 2.700 ton amonium nitrat telah disimpan di sebuah gudang di dermaga sejak disita dari sebuah kapal kargo pada tahun 2014. Para saksi mata mengatakan mereka melihat awan berwarna oranye, seperti awan yang muncul ketika ledakan yang melibatkan amonium nitrat melepaskan gas nitrogen dioksida beracun ke udara.

Ledakan itu terjadi ketika pengadilan yang didukung PBB sedang menyidangkan empat orang dari kelompok Hizbullah yang dicurigai terlibat pembunuhan mantan perdana Menteri Rafik Hariri 15 tahun yang lalu. Pembunuhan dengan menggunakan bom truk itu mengakibatkan kemelut di kawasan.

Pengadilan dijadwalkan akan mengumumkan keputusan atas keempat terdakwa yang kemungkinan akan kembali menggoncangkan Lebanon.