Jelang Agustus, Jakarta Cetak 21.101 Kasus Positif Covid-19 : 13.208 Pasien Sembuh, 7.157 Dirawat, 836 Meninggal

Oleh : Candra Mata | Jumat, 31 Juli 2020 - 22:33 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Fify Mulyani mengungkapkan, berdasarkan data terkini Dinas Kesehatan telah dilakukan tes PCR sebanyak 6.264 spesimen. 

"5.344 di antaranya untuk mendiagnosis kasus baru dengan hasil 432 positif dan 4.912 negatif. Sementara untuk jumlah orang dites sepekan terakhir sebanyak 43.500. Sedangkan, untuk jumlah tes PCR total per 1 juta penduduk sebanyak 37.663," terangnya dalam keterangan tertulis Jumat (31/7).

Dijelaskannya, pada ini ada penambahan kasus positif sebanyak 432 kasus. Adapun jumlah kasus aktif di Jakarta saat ini sebanyak 7.157 kasus (orang yang masih dirawat atau isolasi-red). 

"Jumlah kasus Konfirmasi secara total di Jakarta pada hari ini sebanyak 21.201 kasus," jelasnya.

Dari jumlah tersebut, 13.208 orang dinyatakan telah sembuh, sedangkan 836 orang meninggal dunia. 

Lalu untuk positivity rate atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta sebesar 6,8%, sedangkan untuk Indonesia sebesar 14,5%.

Perlu diketahui, WHO menetapkan standar persentase kasus positif tidak lebih dari 5%. Namun, persentase kasus positif ini hanya bisa dianggap valid bila standar jumlah tes yang dilakukan telah terpenuhi. 

Bila jumlah tesnya sedikit (tidak memenuhi standar WHO), maka indikator persentase kasus positif patut diragukan.

Sementara itu, tingginya kasus baru di Jakarta, salah satunya disebabkan oleh tes PCR yang masif digalakkan pihak Pemprov Jakarta.

Pemprov beralasan hal tersebut untuk menemukan kasus baru secara cepat, agar dapat segera melakukan tindakan isolasi / perawatan secara tepat. 

"Sehingga, memperkecil potensi penularan COVID-19,' ujar Fify.

Ia juga menjelaskan, WHO telah menetapkan standar jumlah tes PCR adalah 1.000 orang per 1 juta penduduk per minggu. 

Berdasarkan WHO, Jakarta harus melakukan pemeriksaan PCR minimum pada 10.645 orang (bukan spesimen) per minggu, atau 1.521 orang per hari. "Saat ini jumlah tes PCR di Jakarta setiap pekan adalah 4X lipat standar WHO," imbuhnya.

"Kondisi wabah di sebuah daerah hanya bisa diketahui melalui testing. Untuk itu, strategi tes-lacak-isolasi sangat penting dilakukan dalam penanganan wabah. 

Kemudian kata Fify, jumlah tes yang tidak memenuhi standar WHO akan berakibat makin banyak kasus positif yang tidak terlacak. Jakarta telah memenuhi standar itu, bahkan melebihinya.

Tes PCR di Jakarta sendiri sebut Fify dilakukan melalui kolaborasi 47 Laboratorium Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat, BUMN, dan swasta. 

"Pemprov DKI Jakarta memberikan dukungan biaya tes kepada Laboratorium BUMN dan swasta yang ikut berjejaring bersama dalam pemeriksaan sampel program," kata Fify.

Sementara itu, menurutnya selama vaksin belum tersedia, maka penularan wabah harus dicegah bersama-sama dengan disiplin menegakkan pembatasan sosial dan protokol kesehatan. 

Fify juga kembaki menegaskan agar warga jakarta selalu memperhatikan dan menjalankan prinsip-prinsip 3M dalam berkegiatan sehari-hari.

"Tetap tinggal di rumah dan tidak keluar bila tidak ada keperluan mendesak dan selalu jalankan 3M, yakni memakai masker dengan benar, menjaga jarak aman 1,5 - 2 meter, dan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara rutin," himbau Fify.

Selain itu, seluruh kegiatan yang diizinkan beroperasi di Jakarta seperri Mall, perkantoran, pasar, tempat ibadah dan ruang serta fasilitas publik harus dalam kapasitas maksimal 50% dengan juga menjalankan protokol kesehatan ketat.

"Ingatkan sesama , keluarga , untuk selalu menerapkan protokol kesehatan," pungkasnya.