Terus Dikebut, Januari 2021 Vaksin COVID-19 Bio Farma Siap Edar

Oleh : Candra Mata | Sabtu, 11 Juli 2020 - 11:26 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir menyampaikan komitmennya mengatasi pandemi Covid-19. Ia mengatakan pihaknya saat ini terus bekerja sama dengan anggota BUMN Farmasi lainnya, yakni Kimia Farma dan Indofarma untuk menyediakan obat yang sudah masuk protap Pemerintah seperti Oseltsmivir, Cloroquin, Hidrocloroquine, Avigan, Vitamin C, serta sejumlah antibiotik. 

Pada Mei lalu, pihaknya juga sudah memproduksi 100.000 test kit Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) yang telah diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo dengan merk BioCov-19 dan sudah diedarkan per Juni 2020.

“Selain itu, pengembangan vaksin juga diiringi dengan berbagai langkah, seperti dukungan terapi Plasma Konvalesen, pembuatan Virus Transport Media (VTM), dan pembuatan laboratorium protabel BSL3. Khusus vaksin, kami menjalin kerjasama dengan Sinovac Biotech China dan CEPI, dan menjalankan Roadmap Konsorsium Nasional Vaksin Covid-19 yang masih dalam tahap penelitian hingga tahun ini," kata Honesti beberapa waktu lalu.

"Pada Januari 2021 Vaksin Covid-19 akan diserah terimakan Bio Farma untuk upscalling, uji preklinis, dan uji klinis, untuk nantinya diedarkan setelah terdaftar dan mendapat izin BPOM,” jelasnya. 

Sementara itu, dukungan terhadapa Bifarma sekalu holding farmasi dalam menemukan vaksin dan obat Covid-19 juga datang dari Komisi VI DPR RI. 

“Kami datang ke Bio Farma untuk melihat kesiapan-kesiapan itu termasuk kesiapan vaksinnya sendiri, dan juga mereka saat ini sedang memproduksi alat  tes kit PCR, yang per akhir Mei 2020 mereka bisa memproduksi 100 ribu test (kit), jadi kita mau cek juga bagaimana kesiapannya di lapangan dan kesiapan untuk memproduksi lebih lanjut,” kata Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Gde Sumarjaya Linggih dalam keterangan pers nya yang diterima redaksi Industry.co.id Sabtu (11/7).

DPR menurutnya terus mendorong segera dirampungkannya uji klinis dari vaksin Covid-19 yang saat ini sedang dikembangkan oleh Bio Farma, Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan, LIPI, Balai Besar Penelitian Veteriner (BB Litvet), dan sejumlah perguruan tinggi yang bergerak di bawah pimpinan Lembaga Biologi Molekular Eijkman.

“Vaksin ini kan harus segera dilakukan uji klinis, karena itu kesiapan mereka lakukan sampai bulan Desember ini, bahkan kerja sama dengan berbagai universitas hingga lembaga internasional untuk sesegera mungkin bisa merapkan vaksin ini dan bisa segera di produksi di tahun 2021, dan harapan kami mudah-mudahan kita bisa segera bangkit di tahun depan karena kalau vaksin sudah ditemukan maka kepercayaan orang untuk bekerja kembali akan timbul,“ imbuh Demer. 

Berbagai dukungan baik dalam bentuk legislasi maupun dukungan anggaran, diakui Demer, akan terus diberikan. 

“Anggaran sudah bertriliun-triliun, lebih dari Rp 150 triliun keluar untuk kesehatan saja, dari anggaran tersebut kami ingin pastikan apakah benar-benar siap melakukan risetnya, memproduksi PCR-nya, jadi laporannya tidak hanya window dressing,” papar legislator daerah pemilihan (dapil) Bali itu.

Adapun terkait sejumlah kendala yang dihadapi Bio Farma, salah satunya soal macetnya pembayaran utang oleh rumah sakit, pihaknya juga sudah melakukan followu-up dengan pihak-pihak terkait. 

“Kemarin sudah meminta persetujuan untuk mendapatkan utang-utang yang belum dibayarkan dari hampir 30 rumah sakit karena persoalan BPJS. Kemarin Menteri Keuangan juga sudah memberikan, sehingga tentu mereka bisa berinvestasi, yang kita harapkan investasinya ditujukan untuk penanganan Covid-19 dalam waktu dekat ini,” ungkap Demer.