Erick Thohir Pastikan Tiga Tahun Lagi BUMN 'Enggak' Bakal Pakai Duit Negara

Oleh : Ridwan | Minggu, 14 Juni 2020 - 10:30 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir menyebut sekitar dua sampai tiga tahun lagi instansi yang dipimpinnya tidak akan menggunakan dana APBN. Sebagai gantinya, Kementerian BUMN akan hidup dari dividen.

"Kita sedang mencoba, dan presiden, ibu Sri Mulyani (Menteri Keuangan) mendukung, dua sampai tiga tahun BUMN tidak terima APBN," kata Erick dalam live Instagram IDN TImes, Sabtu (13/6/2020).

Erick menjelaskan dana yang berasal dari dividen pun tidak semuanya akan dimanfaatkan, hanya sebesar 1% dari setiap setoran dividen BUMN kepada negara akan dijadikan modal operasional.

"Supaya apa? supaya dari kementerian sendiri visinya sama dengan korporasinya, bahwa kita bekerja sama dan menjaga apa yang dibalikkan ke negara tentu dengan menjaga layanan masyarakat," ujarnya.

Untuk merealisasikan rencana tersebut, Erick mengaku ada empat hal besar yang harus dipegang oleh seluruh BUMN. Pertama, perusahaan pelat merah itu harus kembali ke core bisnisnya. Kedua, harus profesional dan transparan.

"Tidak lagi ada konsep project based, kita mau dari mana kita proses bisnis. Jadi bukan bikin produk ini, tapi kita melihat secara menyeluruh perlu nggak barang ini," tutur Erick.

Ketiga, konsolidasi. Berdasarkan riset Kementerian BUMN bersama Mckenzie, ada 68% perusahaan pelat merah bisa dikonsolidasikan. Konsolidasi ini juga sejalan dengan rencana mengurangi klaster BUMN dari yang awalnya sebanyak 27 menjadi 12 klaster.

"Ini bagus untuk pengusaha daerah, UMKM lahan bisnisinya tidak diambil BUMN, supaya menjaga sustainabilitas daripada ekonomi di dalam negeri, karena BUMN sepertiga dari kekuatan ekonomi dalam negeri," katanya.

Keempat, Erick ingin semua BUMN didasari kultur atau akhlak yang baik. Sebab, mengoperasikan perusahaan negara itu adalah amanah.

"Oleh karena itu dari awal saya akhlak itu menjadi yang terpenting di BUMN, ada yang namanya amanah, kompeten, harus harmonis, jangan kita buat gaduh akhirnya nggak kompak, loyalitas juga penting, tantiem sama bonus harus, tetapi tetap jangan membuat kerajaan kecil, adaptif, kolaboratif," ungkap dia.