Kartu Prakerja Ramah Belajar Daring Ditengah Pandemi Covid-19

Oleh : Herry Barus | Kamis, 04 Juni 2020 - 11:53 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Pengamat kebijakan publik Achmad Nur Hidayat menilai,  kartu prakerja bisa menjadi program unggulan karena didesain dengan mengadopsi kelas online  pembelajaran jarak jauh (daring) yang bisa diterapkan dalam masa Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) dan Sosial Distancing. Program ini menciptakan suasana ramah belajar daring ditengah pandemi Covid-19.

Selain itu, sebagai program semi bantuan sosial. kartu  prakerja sangat membantu karena ada insentif Rp 600 ribu per bulan yang bisa menjadi  bantalan jaminan sosial terutama bagi tenaga kerja yang terpaksa menganggur dan masyarakat korban  PHK.

Menurut dia, insentif senilai Rp 600 sebanyak empat kali atau sekitar Rp 2,4 juta cukup membantu ditengah kondisi emergency akibat pandemi Covid-19. Apalagi memasuki masa new normal,  kemungkinan banyak pengusaha  merumahkan pegawainya.

“Dalam  masa-masa sulit seperti saat ini, para pekerja yang dirumahkan atau korban PHK bisa meningkatkan kemampuan untuk memasuki dunia kerja baru atau meningkatkan kreativitas karena pastinya akan ada perubahan paradigma dalam bekerja,” kata Achmad Nur Hidayat di Jakarta, Kamis (4/6/2020).

Pada sisi lain, Achmad Nur Hidayat menilai, program pelatihan kartu prakerja bisa menjadi solusi untuk menciptakan wirausahawan mandiri baru.

“Peluang  untuk menciptakan wirausaha mandiri terbuka bagi masyarakat.  Saat ini saja ada  2 ribu jenis keahlian yang berpotensi mendorong lahirnya kreativitas dan jenis usaha baru  pascakrisis akibat keterbatasan kerja di sektor formal.”

Achmad Nur Hidayat mengharapkan, kedepan perlu adanya standarisasi sertifikasi kartu prakerja dan perluasan jenis keahlian agar penerima manfaat mendapatkan sertifikasi yang diakui  dunia kerja.

“Ini penting agar ketika perekonomian membaik masyarakat penerima manfaat kartu prakerja bisa menjadi lapisan pertama yang di prioritaskan di dunia kerja jika mereka tidak berniat menjadi wiraswasta.”

Sementara itu,  Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Prof Dr Candra Fajri Ananda mengatakan, membludaknya minat masyarakat untuk mendaftar dan mengikuti pelatihan menjadi indikator bahwa kartu prakerja sebagai solusi untuk meningkatkan ketrampilan di tengaj berbagai keterbatasan. Saat ini dari sekitar 10,4 juta pendaftar, terdapat 680.000 peserta dengan 350 peserta sudah tuntas menyelesaikan pelatihan.

“Jumlah yang tidak sedikit ini  menunjukkan program prakerja diminati masyarakat sebagai sarana meningkatkan ketrampilan, mendorong mental mandiri  sekaligus  Jaring Pengaman Sosial (JPS) yang mampu meredam gejolak ekonomi akibat pandemik COVID-19,” kata Candra Fajri Ananda.

Candra Fajri sepakat bahwa masih ada pro dan kontra di masyarakat terkait program kartu prakerja. Ini bentuk kepedulian banyak pihak  agar program tersebut punya dampak keberhasilan yang besar, jelas dan terukur. 

Karena itu ke depan, kata Candra Fajri, program kartu prakerja  tidak hanya berhenti hanya  sebatas  pelatihan saja namun perlu ada program lanjutan.

“Program kartu prakerja harus dikembangkan dengan modifikasi program lanjutan lain misalnya pemberdayaan masyarakat melalui program modal kerja, penerbitan regulasi atau perizinan bagi usaha baru dan sebagainya. Tujuannya agar perbaikan ekonomi masyarakat bisa terealisasi lebih cepat melalui kemampuan peningkatan kreativitas masyarakat,” kata dia.