11 Indikator Kesehatan Daerah Bisa Beraktivitas Normal

Oleh : Herry Barus | Minggu, 31 Mei 2020 - 09:20 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito menyebutkan terdapat 11 indikator kesehatan masyarakat agar bisa kembali ke aktivitas ekonomi produktif dan aman dari COVID-19.

"Digunakan indikator kesehatan masyarakat yang berbasis data. Sesuai dengan rekomendasi WHO, kami menggunakan kriteria epidemiologi, surveilans kesehatan masyarakat, dan pelayanan kesehatan," ujar Wiku dalam konferensi pers daring di Jakarta, Sabtu (30/5/2020)

Dia menjelaskan 11 indikator tersebut yakni penurunan jumlah kasus positif selama dua minggu sejak puncak terakhir (target lebih dari 50 persen), penurunan jumlah kasus yang probable selama dua minggu sejak puncak terakhir (target lebih dari 50 persen).

Selanjutnya, penurunan jumlah meninggal dari kasus positif, penurunan jumlah meninggal dari kasus probable, penurunan jumlah kasus positif yang dirawat di RS.

Kemudian, kenaikan jumlah sembuh dari kasus positif, kenaikan jumlah selesai pemantauan dari probable (ODP dan PDP), jumlah pemeriksaan spesimen meningkat selama dua minggu, angka positif kurang dari lima persen dan menggunakan angka reproduksi efektif kurang dari satu.

Terdapat 102 kabupaten/kota yang tidak atau belum terdampak COVID-19. Daerah tersebut ditunjukkan dengan warna hijau.

Kemudian terdapat sebanyak 85 kabupaten/kota yang memiliki risiko tinggi atau berwarna merah. Sebanyak 180 kabupaten/kota dengan risiko sedang atau berwarna oranye, dan 139 kabupaten/kota dengan risiko rendah atau kuning.

Dalam kesempatan itu, Gugus Tugas meluncurkan gerakan "4 Sehat 5 Sempurna Lawan COVID-19", yakni memakai masker, jaga jarak, mencuci tangan, berolahraga, istirahat dan tidak panik, serta makan bergizi.

Dia berharap masyarakat disiplin dalam menerapkan anjuran pemerintah.

Sementara itu Ketua Umum Hidupkan Masyarakat Sejahtera (HMS) Center, Hardjuno Wiwoho seperti dilansir Antara, mengatakan transisi normal baru (new normal) harus disiapkan secara teliti melalui kajian yang komprehensif dengan mempertimbangkan kondisi masing-masing wilayah, agar bisa meminimalisasi ekses negatif dari penerapan normal baru.

"Saya kira, implementasi new normal itu memang tidak bisa dihindari. Namun harus melalui kajian yang matang. Jangan grusa grusu karena ini menyangkut nyawa rakyat Indonesia," ujar Hardjuno saat menggelar Bakti Sosial (Baksos) di SMP/SMK Karya Putra Bangsa di Tapos Kota Depok, Jawa Barat, Sabtu.(30/5/2020)

Berdasarkan data Pemerintah Indonesia melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 mencatat jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 per Jumat (29/5) sejumlah 25.216 orang.

Dari angka tersebut, sebanyak 17.204 orang dirawat. Sementara pasien yang dinyatakan sembuh sebanyak 6.492 orang dan meninggal dunia 1.520 orang.