Kabar Baik! Vaksin Perusahaan Bioteknologi Asal China Ini Mampu Bunuh 99 Persen Virus Covid-19

Oleh : Candra Mata | Sabtu, 30 Mei 2020 - 15:15 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Perusahan bioteknologi Sinovac asal Beijing, China, menyatakan telah menemukan vaksin virus corona yang tingkat keberhasilannya hingga 99 persen. 

Hal tersebut dilaporkan Sky News, yang menyebut Sinovac telah lulus dua kali tahapan uji coba vaksin corona.

Dimana lebih dari seribu sukarelawan telah berpartisipasi dalam pengembangan vaksin tersebut. 

Saat ini, perseroan dikabarkan juga tengah merancang pengembangan vaksin ke tahap ketiga atau terakhir.

"Ya, ya. Pasti berhasil, 99 persen (pasti)," kata Luo Baishan, seorang peneliti China di Sinovac, dilansir dari laman Sky News, Sabtu (30/5).

Perlu diketahui, pada April lalu, Sinovac telah menerbitkan hasil uji coba vaksin Corona lewat jurnal Science. 

Dalam jurnal tersebut, Sinovac menyatakan kalau vaksin yang disebut CoronaVac (buatannya-red) mampu melindungi monyet dari infeksi Covid-19.

Meski demikian, saat ini, Sinovac memiliki masalah mencari sukarelawan, karena jumlah kasus pasien Covid-19 di China sudah menurun.

Adapun, untuk uji coba tahapan 3, Sinovac berencana memindahkan tempat penelitiannya ke negara Eropa. Dan Inggris akan menjadi basis penelitian lantaran masih tingginya jumlah infeksi kasus Covid-19 di negeri Ratu Elsiabeth tersebut.

"Kami berbicara dengan beberapa negara Eropa dan saya pikir saya juga berdiskusi dengan Inggris," kata Helen Yang, direktur senior hubungan investor Sinovac.

"Saat ini adalah tahap yang sangat awal untuk diskusi," sambungnya. 

Selain itu, Sinovac saat ini dikabarkan juga tengah membangun pabrik untuk memproduksi vaksin dalam jumlah besar. Pabrik itu terletak di barat laut Beijing.

Mereka berharap bisa memproduksi sekitar 100 juta dosis. Jumlah yang tak seberapa itu dibanding populasi dunia, diakui akan membuat distribusi vaksin terbatas.

"Ini adalah rekomendasi kami bahwa bukan seluruh populasi yang mendapat vaksin. Kami pertama-tama menargetkan kelompok berisiko tinggi, misalnya, petugas kesehatan atau warga senior, yang mungkin memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi," ujar Helen Yang. 

"Saya pikir itu akan menjadi titik awal. Sejujurnya, vaksin perlu diproduksi banyak," tutupnya.