Ini Perubahan Rute Kapal Libur Akhir Tahun

Oleh : Irvan AF | Kamis, 08 Desember 2016 - 10:01 WIB

INDUSTRY.co.id - Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan akan memberlakukan perubahan trayek (rerouting) untuk mengantisipasi kepadatan penumpang di sejumlah pelabuhan pada liburan Natal dan Tahun Baru 2017.

Direktur Lalu Lintas Angkutan Laut Kemenhub Bay M Hasani pada Rabu mengatakan terdapat 16 kapal yang akan dikerahkan untuk perubahan trayek tersebut dan sebagian besar untuk rute-rute di wilayah Indonesia Timur, seperti Ambon dan Sorong.

"Rerouting atau perubahan trayek ini disesuaikan dengan kebutuhan di mana kantong-kantong pelabuhan yang pertumbuhan penumpangnya cukup tinggi," katanya.

Bay merinci 16 kapal tersebut seluruhnya milik PT Pelni, meliputi KM Gunung Dempo yang melayani trayek Tanjung Priok-Jayapura akan berhenti di Pelabuhan Ambon untuk mengangkut penumpang, KM Umsini akan berhenti di Pelabuhan Ende, KM Dobonsolo akan melayani ruas Biak-Jayapura dan Jayapura-Biak, KM Ciremai akan melayani ruas Papua-Ambon dan Ambon-Papua dan KM Labobar akan melayani ruas Papua-Bitung dan Bitung-Papua.

Selanjutnya, KM Kelud akan melayani ruas Batam-Belawan PP, KM Nggapulu diubah trayeknya untuk melayani Surabaya-Nabire, Km Sinabung ruang Bitung-Ternate-Ambon, Sorong-Manokwari, KM Lambelu wilayah ruas Balikpapan-Nusa Tenggara Timur, KM Siguntang ruas Tarakan-Nunukan tujuan Pare-pare dan Makassar, KM Leuser ruas Labuan Bajo-Makassar PP, Km Awu ruas Bima-NTT PP, KM Lawit ruas Sumatera dan Pontianak-Semarang PP, KM Pangrango ruas Ambon-Banda-Tual PP, KM Egon ruas Kumai-Surabaya-Kumai dan KFC Jetliner ruas Bau-Bau-Kendari dan Makasar-Bima dan Makassar-Reo.

"Berdasarkan realisasi tahun lalu, Ambon pertumbuhan penumpangnya sangat tinggi, selain itu Batam-Belawan karena banyak yang akan pulang ke Medan dari Batam, jadi tidak balik ke Tanjung Priok," katanya.

Selain itu, dia juga menyebutkan 14 pelabuhan dengan pertumbuhan penumpang tertinggi selama musim Natal dan Tahun Baru, yaitu Ambon, Batam, Belawan, Sibolga, Dumai, Kupang, Bitung, Manado, Namlea, Merauke, Sorong, Manokwari, Biak dan Jayapura.

"Dari 52 pelabuhan, kalau 'maping' (petakan) titik berangkatnya ada di 10-14 pelabuhan," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Pengamat Kelautan Institut Teknologi 10 Nopember (ITS) Saut Gurning menilai upaya yang dilakukan Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub, termasuk perubahan trayek sudah lebih baik.

"'Rerouting' (perubahan trayek) ini sangat penting, upaya yang sangat baik, mulai diidentifikasi sumber-sumber risikonya apa saja," katanya.

Namun, Ia juga menyarankan untuk lebih dipersiapkan pada puncak lonjakan penumpang, bukan hanya sarana kapalnya, tetapi juga prasarananya, yaitu pelabuhan.

"Upaya keselamatan masih fokus di regulator, tapi belum sampai ke operator, dan juga untuk antisipasi cuaca perlu diperhatikan agar budaya panik penumpang bisa diminimalisasi," katanya.(iaf)