Digilas COVID-19, Perusahaan Raksasa Rental Mobil Asal AS Ini Bangkrut

Oleh : Hariyanto | Senin, 25 Mei 2020 - 13:03 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Perusahaan raksasa rental mobil asal Amerika Serikat, Hertz Global Holdings Inc mengajukan permohonan pailit atau bangkrut di AS dan Kanada. Hal tersebut terjadi karena selama pandemi COVID-19 bisnis penyewaan mobil hancur dan Hertz gagal mendapatkan kucuran kredit.

Dikutip dari Reuters, Senin (25/5/2020) menyebutkan, manajemen Hertz telah menyetujui perusahaan untuk mengajukan pernyataan kebangkrutan ke pengadilan di Delaware.

Selama ini pendapatan terbesar Hertz adalah dari penyewaan mobil di bandara. Namun akibat pandemi COVID-19, bandara dan maskapai tidak beroperasi sehingga berdampak pada operasional rental.

Dengan cashflow yang macet, Hertz masih harus menyelesaikan utang sebesar US$ 19 miliar dan menanggung sebanyak 38.000 pegawai di seluruh dunia.

Salah satu perusahaan mitra Hertz yakni Estero yang berbasis di Florida juga terdampak pandemi ini. Perusahaan tersebut juga telah melakukan pembicaraan dengan para kreditor untuk restrukturisasi kredit yang jatuh tempo pada bulan April 2020.

Nilai aset kendaraan yang dimiliki Hertz pun terus merosot akibat pandemi. Meskipun demikian, perusahaan ini memiliki opsi untuk menjual 30.000 mobilnya dalam satu bulan untuk mendapatkan dana segar US$ 5 miliar.

Akibat kondisi kritis tersebut, CEO Hertz Paul Stone telah memutuskan untuk memberhentikan 10.000 pegawai. Selain itu utang yang sangat besar juga turut menekan kondisi perusahaan. Saat ini, Hertz juga memiliki kredit bank, obligasi yang berpotensi gagal bayar dengan kondisi seperti ini.

Namun, Stone meyakini, Hertz tak akan bangkrut jika berhasil mendapatkan kredit atau bantuan keuangan dari pemerintah AS. Pasalnya, pemerintah AS juga mulai memberikan stimulus kepada perusahaan-perusahaan besar.