GAPKI Kaltim Pastikan Serapan TBS Petani Lokal Masih Berjalan Normal

Oleh : Hariyanto | Selasa, 28 April 2020 - 17:37 WIB

INDUSTRY.co.id - Samarinda - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Kaltim memastikan serapan Tandan Buah Segar (TBS) dari petani lokal masih berjalan normal. Sebab seluruh Pabrik Kelapa Sawit (PKS) masih beroperasi normal.

Pembina Gapki Kaltim Azmal Ridwan mengatakan, seluruh buah milik petani yang sudah bermitra dengan PKS tidak akan diberhentikan pembeliannya. Tidak ada hubungan adanya Covid-19 atau pun tidak ada. Seluruh buah pasti tetap diserap oleh PKS. 

“Kita pasti menerima semua buah, dengan catatan sesuai dengan regulasi yang ada. Termasuk menerapkan SOP pencegahan Covid-19,” kata Azmal dikutip dari ProKaltim, Selasa (28/4/2020).

Gapki mencatat, Bumi Etam memiliki 89 pabrik kelapa sawit, yakni 17 di Paser, 7 di PPU, 32 di Kutim, 5 di Kubar, 10 di Berau, 17 di Kukar, dan 1 di Mahulu. Kapasitas PKS Kaltim mencapai 5.035 ton TBS per jam, dengan produksi crude palm oil (CPO) mencapai 4,04 juta ton per jam. Total produksi TBS di seluruh PKS di Kaltim sepanjang 2019 mencapai 18,34 juta ton.

Azmal menjelaskan, ada atau tidaknya Covid-19, PKS tetap membutuhkan TBS. Kontrak dengan petani swasta tetap berjalan, kalaupun dilakukan penundaan tidak ada hubungannya dengan Covid-19. 

Tapi jika ada mitra yang diputus kontraknya, pasti ada kesepakatan yang tidak ditepati. Karena satu PKS tidak mungkin bermitra hanya dengan satu koperasi, pasti bisa mencapai lima koperasi.

“Tidak ada pemberhentian penerimaan kelapa sawit di tingkat petani. Seluruh PKS pasti membutuhkan buah. Tidak mungkin kami menolak, apa yang akan kami proses jika tidak ada buah dari petani,” katanya.

Menurutnya, selama Covid-19 penurunan penyerapan CPO tidak terlalu signifikan. Sebab, saat ini belum ada larangan pengerjaan CPO. Selama petani masih panen, buah masih diangkut ke pabrik, lalu pabrik masih operasi, CPO pasti tetap ada. Sebab kebutuhannya masih banyak. 

“Kecuali orang sudah tidak butuh minyak goreng, sabun, dan keperluan lainnya. Kami tidak akan mempersulit petani, malah kita membutuhkan,” tuturnya.

Dia mengatakan, terkait menurunnya ekspor CPO bukan berarti menurun. Hal itu disebabkan penundaan-penundaan pengiriman yang dilakukan karena Covid-19. Jadi bukan berarti pembatalan, sebab industri-industri yang membutuhkan CPO adalah industri yang dibutuhkan meskipun dalam keadaan apapun. “Semua turunan sawit masih dibutuhkan selama Covid-19,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua Gapki Kaltim Muhammad Sjahdjafar turut menepis pemberitaan mengenai PKS yang menolak menyerap kelapa sawit petani. Pihaknya memastikan tidak akan terjadi sebab seluruh TBS petani yang bermitra dengan PKS sudah memiliki kontrak kerja. Petani tidak perlu khawatir mengenai isu tersebut. “Kita tidak akan melakukan penolakan, pasti seluruh TBS yang sudah kontrak akan diserap seperti biasanya,” tuturnya.