PLTP Sarulla Tingkatkan Pemanfaatkan Energi Panas Bumi

Oleh : Herry Barus | Sabtu, 01 April 2017 - 09:32 WIB

INDUSTRY.co.id - Tapanuli Utara- Menteri ESDM Ignasius Jonan menyebut Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sarulla, Sumatera Utara sebagai salah satu pembangkit listrik panas bumi terbesar yang pernah ada di Indonesia.

Jonan saat mengunjungi PLTP Sarulla Unit I di Sumatera Utara, Jumat (31/3/2017) , mengatakan PLTP tersebut berkapasitas total 3x110 MW, namun potensinya disebut-sebut mencapai 1.000 MW.

"Ini salah satu PLTP yang besar yang pernah ada. Terakhir Kamojang, Drajat, atau Salak. Ada juga Lahendong tapi hanya 6x20 MW, Ulubelu 4x55 MW. Kalau ini bisa 1.000 MW, akan jadi paling besar," katanya.

Meski saat ini, baru Unit I sebesar 110 MW yang beroperasi secara komersial sejak 18 Maret lalu, Unit II dan III ditargetkan segera menyusul. Unit II ditargetkan COD September 2017 dan Unit III diharapkan COD Mei 2018.

Lantaran potensinya yang besar, Jonan menegaskan komitmen pemerintah untuk mendorong pemanfaatan panas bumi di wilayah kerja tersebut.

Upaya ini ditempuh untuk melaksanakan komitmen pemerintah mencapai target bauran energi berbasis energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23 persen pada tahun 2025.

"Tidak hanya sampai 330 MW saja ya. Kalau bisa sampai 1.000 MW," tambahnya.

Menurut mantan Menteri Perhubungan itu, dengan memanfaatkan energi panas bumi yang ada di wilayah tersebut, tentu akan lebih hemat ketimbang harus mengandalkan gas dari Tangguh, Teluk Bintuni, Papua Barat.

Pasalnya, jika mengandalkan gas dari Tangguh, biaya pengiriman dan regasifikasi gas untuk sampai ke Arun dan dikirim lagi ke Belawan untuk disebarluaskan di wilayah Sumatera Utara akan sangat tinggi. tu "Kalau terbang dari Bintuni ke Arun hampir tujuh jam. Kalau berenang pasti enggak sampai. Makanya kita usahakan di sini energi primernya. Kita fokus ke penggunaan energi primer yang paling efisien di daerah masing-masing," katanya.

Direktur Utama PT Medco Energi Internasional Tbk Hilmi Panigoro seperti dikutip Antara mengatakan potensi cadangan panas bumi hingga 1.000 MW berdasarkan kajian yang dilakukan perusahaan.

"Potensi itu 1.000 MW. Kita pernah studi setelah kita masuk ke sini pada 2006. Di sana kami temukan potensi hingga 1.000 MW," katanya.

PLTP Sarulla dikembangkan di dua lokasi, yaitu di proyek Silangkitang (SIL) dengan kapasitas pengembangan sebesar 1x110 MW (Unit 1) dan proyek Namora I Langit (NIL) dengan kapasitas pengembangan sebesar 2x110 MW (Unit 2 dan 3).

Proyek PLTP Sarulla sendiri dikembangkan melalui skema Kontrak Operasi Bersama (KOB) antara PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) dengan Sarulla Operation Limited (SOL) sesuai amandemen kedua KOB dan Energy Sales Contract (ESC) yang ditandatangani pada 14 April 2013.

SOL merupakan konsorsium yang terdiri atas PT Medco Power Indonesia (bersama Inpex Corporation), Itochu Corporation (Jepang), Kyushu Electric Power Co., (Jepang) Inc, dan Ormat International, Inc (AS).

Proyek itu menghabiskan investasi sekitar US$1,6 miliar.