Penjual Masker Kain Raup Berkah di Tengah Wabah Corona, Omset Melambung 50% Lebih

Oleh : Ridwan | Kamis, 02 April 2020 - 13:05 WIB

INDUSTRY.co.id - Bekasi - Beberapa waktu lalu masyarakat berbondong-bondong memborong masker untuk disimpan dan digunakan sebagai upaya pencegahan wabah virus corona. Hal tersebut menjadi salah satu penyebab kelangkaan masker di Indonesia. 

Kelangkaan membuat masyarakat yang membutuhkan masker seperti orang sakit, orang yang merawat orang sakit dan tenaga kesehatan kesulitan untuk mendapatkan alat pelindung hidung serta mulut itu. Meski demikian, dalam situasi seperti ini muncul opsi baru penggunaan masker kain untuk menggantikan masker bedah. 

Meskipun hanya sebagai pengganti, masker kain kini justru menjadi barang yang banyak diburu oleh masyarakat. Hal ini pun turut mengerek omset bagi para penjual masker kain. 

"Alhamdulillah penjualan naik cukup signifikan, berkah," kata Sukiyat, penjual masker kain di kawasan Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat yang ditemui Industry.co.id, Kamis (2/4/2020).

Menurut Sukiyat, kenaikan penjualan sudah dialami sejak pertengahan bulan Maret 2020. "Sejak tengah bulan Maret kemarin sudah mulai naik penjualan, sekitar 50 persen lebih," terangnya.

Meski was-was harus keluar rumah di tengah merebaknya wabah virus corona atau Covid-19, Sukiyat tetap mengikuti anjuran dari pemerintah. "Takut sih takut, tapi mau gimana lagi, kalau ennga keluar jualan engga dapat uang, trus engga bisa makan. Yang penting jaga kebersihan aja, saya juga selalu bawa sabun pencuci tangan dan air bilas, dan juga upayakan untuk tidak bersentuhan," tutur Sukiyat.

Sebelumnya, Juru Bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto mengatakan, masker berbahan dasar kain dapat dijadikan alternatif untuk mencegah penularan virus. Yuri mengatakan, di tengah kondisi kelangkaan surgical mask seperti sekarang ini, masker kain dapat menjadi pilihan ketimbang tak menggunakan masker sama sekali. 

"(Penggunaan masker berbahan dasar kain) ini lebih baik dibanding tanpa pakai masker," kata Yuri Rabu (25/3/2020). 

Walau jadi salah satu alternatif, apakah masker kain benar-benar ampuh untuk mencegah penularan virus melalui percikan ludah yang keluar dari mulut atau droplet? 

Sementara itu, Dokter dari Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI RSUP Persahabatan Erlina Burhan mengatakan, masker kain kurang efektif untuk mencegah penularan virus. Sebab, kata dia, masker tersebut tidak bisa menahan percikan yang keluar dari mulut atau droplet sepenuhnya. 

"Jadi pencegahan keluarnya droplet dari batuk atau bersin itu pada pemakai kalau yang dropletnya, beratnya besar ia bisa, tapi kalau dropletnya kecil tidak bisa tidak masker kain ini ya," kata Erlina saat konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (1/4/2020). 

Erlina menjelaskan, kemampuan filtrasi masker kain hanya mampu menahan 10 sampai 60 persen partikel dengan ukuran tiga mikron. Masker kain, lanjut dia, juga tidak mampu menahan partikel aerosol dan airborne atau partikel yang ada di udara. 

Namun, penggunaan masker kain tetap memiliki beberapa keuntungan, yakni bisa dipakai secara berulang. Ia mengingatkan sebelum dipakai berulang, masker kain harus dicuci terlebih dahulu.