Dampak Corona: Industri F&B Sesak Napas, Pendapatan Harian Industri Ritel Terjun Bebas

Oleh : Candra Mata | Selasa, 31 Maret 2020 - 08:36 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Penyebaran Novel Coronavirus atau COVID-19 belum terbendung sejak akhir 2019. 

Tak kunjung mereda, COVID-19 kini sudah ditetapkan sebagai virus pandemi oleh World Health Organization (WHO). 

Pandemik yang artinya virus ini menyebar secara luas di berbagai negara dan benua pada waktu yang sama dan mengancam banyak orang di dunia secara bersamaan. 

Termasuk kegiatan jual-beli pada masyarakat, yang berdampak juga industri pada sektor industri, salah satunya industri F&B, jasa, dan ritel.

Untuk mengetahui dampak nyatanya, Moka startup penyedia layanan kasir digital untuk lebih dari 30.000 merchant di Indonesia melakukan observasi di 17 kota di Indonesia yang terkonsentrasi di Jabodetabek, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Medan, Batam, dan Bali. 

Untuk industri F&B, dari 17 kota yang diobservasi, sebanyak 13 kota mengalami penurunan pendapatan harian yang signifikan. 

Bali dan Surabaya merupakan dua kota yang mengalami penurunan pendapatan harian yang paling signifikan dibandingkan dengan kota lain dengan masing-masing mengalami penurunan sebesar 18% untuk Bali dan 26% untuk Surabaya. 

Daerah Jabodetabek juga mengalami penurunan pendapatan harian yang cukup signifikan, namun tidak setajam Bali dan Surabaya. 

Wilayah yang terkena dampak di daerah Jabodetabek yang paling signifikan terjadi di Depok, Tangerang, Jakarta Barat, dan Jakarta Timur.
 
Anjuran dari pemerintah untuk tidak keluar dari rumah guna memperlambat laju penyebaran COVID-19, membuat masyarakat tinggal lebih banyak di rumah, dan juga memberi dampak pada industri F&B. 

Perubahan perilaku ini menyebabkan peningkatan pembelian makanan yang dibawa pulang (take-away food) meningkat sebesar 7% di bulan Januari hingga Februari 2020.

Sementara itu, pada industri jasa, 10 dari 17 kota di Indonesia menunjukkan penurunan pendapatan harian yang signifikan. 

Lima kota dengan penurunan pendapatan harian paling signifikan adalah Depok, Bekasi, Jakarta Timur, Batam, dan Bandung.
 
Penurunan Pendapatan Harian Industri Ritel di Jakarta Barat Paling Signifikan
masuk ke dalam industri ritel, dari 17 kota yang diobservasi, tujuh kota menunjukkan penurunan pendapatan harian yang signifikan. 

Moka menarik lima kota dengan penurunan pendapatan harian terbesar, yaitu Jakarta Barat, Tangerang Selatan, Depok, Jakarta Pusat, dan Bandung. 

Walau hanya tujuh kota yang terdampak dari 17 kota, persentase penurunan pendapatan harian pada industri ritel merupakan yang paling signifikan dibanding industri lain. 

Penurunan pendapatan harian terbesar terjadi di Jakarta Barat dengan penurunan pendapatan hingga 32% per outlet.

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa industri F&B merupakan industri yang paling terdampak COVID-19, melihat dampaknya yang tersebar paling banyak.

Namun, apabila melihat persentase penurunan pendapatan harian terbesar, industri ritel mengalami penurunan yang terbesar, yakni menurun sebesar 32%.
 
Sementara itu, Leonard Theosabrata, Direktur Utama SMESCO mengatakan Kementerian Koperasi dan UKM Indonesia memberikan langkah-langkah mengantisipasi fenomena yang berdampak pada performa bisnis UKM. 

Satu hal yang menjadi pesan utama adalah dalam survival mode ini adalah untuk memprioritaskan berjalannya cash flow bisnis dengan baik, dibandingkan dengan memikirkan profit. 

“Pelaku usaha harus dapat bertahan selama tiga sampai enam bulan kedepan. Perlu adanya perubahan proses bisnis sementara agar cash flow bisnis tetap positif,” jelas Leonard. 

Strategi yang dapat dilakukan adalah dengan mengulas kembali bisnis, kenali customer base dan kebutuhannya, permudah proses bisnis, klasifikasikan produk yang mudah dijual. 

Lalu melakukan digitalisasi produk usaha ke dalam katalog yang mudah dibagikan, perdalam stok barang, dan beri insentif kepada karyawan yang mampu memberikan performa baik dalam keadaan sulit seperti saat ini.