Jelang Pilkada 2020, Kampanye Via Media Sosial dan Platform Digital

Oleh : Herry Barus | Jumat, 20 Maret 2020 - 11:30 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta-Tahun 2020 ini merupakan tahun politik bagi Indonesia. Gelaran pesta demokrasi bertajuk Pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak akan diselenggarakan pada 23 September 2020 mendatang. Namun imbas wabah corona atau COVID-19 yang melanda Indonesia, para stakeholder harus merumuskan skema baru Pilkada yang mengurangi kerumunan massa.

Melihat fenomena yang sedang terjadi, CEO Menara Digital, Anthony Leong menghimbau untuk melakukan kampanye politik dengan memanfaatkan platform digital. Menurutnya, era sekarang ini sudah mulai bergeser ke arah yang serba digital bahkan hampir di semua sektor kehidupan.

"Saat ini semua sudah serba digital. Bahkan di kehidupan kita sehari-hari, hampir seluruh kebutuhan kita dapat terpenuhi hanya dengan menggunakan gadget. Dengan himbauan untuk melakukan social distancing imbas wabah corona, ada baiknya kampanye Pilkada serentak ini dilakukan dengan memanfaatkan digitalisasi, platform online," ujar Anthony Leong saat dihubungi (19/3/2020).

Pakar Komunikasi Digital itu menambahkan bahwa untuk kampanye dalam tahun-tahun berikutnya, akan jauh lebih maksimal jika sudah mulai beralih menggunakan platform digital sebagai salah satu sarana utama dalam penyampaian visi, misi, dan program kerja.

"Platform digital, seperti media online dan media sosial memiliki pergerakan informasi yang sangat cepat. Dengan cara konvensional seperti tv atau koran, dalam 1 hari orang dapat meningkatkan keterkenalannya. Tapi lewat media sosial, dalam 1 jam orang sudah bisa viral dengan jangkauan publik yang luas jika ada pesan komunikasinya. Jadi tinggal kita kemas messages yang baik janji kampanye, program kerja mudah-mudahan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat," tambahnya.

Pengusaha muda yang menjabat sebagai Ketua Kompartemen Hubungan Media Badan Pengurus Pusat (BPP) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) ini menjelaskan bahwa menurut riset 90% informasi yang disampaikan ke otak adalah visual, dan 40% orang akan merespon informasi visual dengan lebih mudah.

"Ada sebuah riset yang mengatakan bahwa data dalam bentuk grafik visual yang baik dapat menyokong penyebaran informasi via media sosial. Apalagi otak akan memproses informasi visual 60.000 kali lebih cepat dari informasi berupa teks. Oleh karena itu penggunaan media sosial sebagai sarana kampanye merupakan hal yang efektif," tutupnya.