Kemendag Tegaskan Tidak Hentikan Produk Impor Barang Modal dari China Hanya Hewan Hidup Sementara Waktu

Oleh : Candra Mata | Sabtu, 07 Maret 2020 - 20:06 WIB

INDUSTRY co.idJakarta, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mendorong peningkatan sinergi dan koordinasi antara Kementerian Perdagangan dan Kedutaan Besar Indonesia di Beijing untuk mengatasi dampak virus corona di Tiongkok bagi perekonomian khususnya perdagangan Indonesia. 

Dengan koordinasi ini pemerintah Indonesia dapat memperoleh informasi paling kini terkait kondisi di Tiongkok untuk menentukan langkah strategis yang perlu dilakukan berkaitan dengan peningkatan ekspor dan impor untuk orientasi ekspor dan industri, termasuk perdagangan dalam negeri.

Hal ini disampaikan Mendag Agus saat melakukan konferensi video dengan Duta Besar RI Indonesia untuk China dan Mongolia Djauhari Oratmangun di Jakarta, pada Rabu (4/3). 

Konferensi video dilaksanakan pada Rapat Kerja Kementerian Perdagangan 2020 yang digelar pada 4—5 Maret 2020, di Jakarta.

“Terkait wabah Covid-19 di Tiongkok, diharapkan para pelaku usaha di Indonesia dapat lebih cepat mendapat informasi perkembangan terkini mengenai kondisi perekonomian di Tiongkok. Hal ini bertujuan agar pelaku usaha mendapat informasi lebih dahulu terkait impor bahan baku dari Tiongkok untuk tujuan ekspor,” ungkap Mendag Agus.

Mendag menegaskan, terkait virus corona, Indonesia tidak menutup produk impor, khususnya barang modal. 

"Kemendag hanya memberlakukan penghentian impor sementara dari Tiongkok khusus untuk hewan hidup," jelasnya. 

Sementara itu, Duta Besar Djauhari menyampaikan kondisi terkini perekonomian Tiongkok setelah merebaknya virus corona, khususnya di Wuhan, Hubei. 

Dijelaskan dari Beijing, pada 2019 perekonomian Tiongkok dipengaruhi situasi perang dagang dengan Amerika Serikat yang berakibat melambatnya kinerja ekspor Tiongkok.

Merebaknya virus corona memberikan tantangan baru terhadap perekonomian Tiongkok yang selanjutnya memberikan dampak pada kondisi ekonomi global. 

Tiongkok merupakan kekuatan ekonomi kedua saat ini setelah AS. 

"Kondisi ini juga berpengaruh pada kondisi ekonomi Indonesia, khususnya industri nasional yang memerlukan bahan baku dari Tiongkok,” terang Dubes Djauhari.