Asaki Proyeksi Angka Impor Produk Keramik China di Indonesia Bakal Turun Tajam

Oleh : Ridwan | Rabu, 04 Maret 2020 - 15:05 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) memproyeksi impor produk keramik asal China akan menurun tajam di kaurtal I/2020. Hal ini dikarenakan dampak virus corona yang membuat produsen keramik di negeri tirai bambu tersebut berhenti beroperasi.

"Bisa jadi impor produk keramik asal China akan menurun di kuartal I/2020, imbas virus corona disana. Ini positifnya buat kita," kata Ketua Asaki Edy Suyanto kepada Industry.co.id di Jakarta (4/3/2020).

Dijelaskan Edy, industri keramik di dalam negeri tidak terkena dampak dari berhentinya sementara produsen-produsen keramik di China. Karena, terangnya, industri keramik di Tanah Air tidak bergantung bahan baku dari China.

"Bersyukur bahan baku kita tidak bergantung dari China, semua bahan baku seperti fritz, pigmen, vesrpas semua sudah ada industrinya di dalam negeri. Walaupun ada beberapa yang masih impor dari China, tapi secara keseluruhan tidak menganggu keberlangsungan industri keramik dalam negeri," ungkapnya.

Lebih lanjut, Edy mengungkapkan, faktor corona tidak mempengaruhi pasar keramik dalam negeri. Menurutnya, ada dua faktor yang justru mempengaruhi pasar keramik di dalam negeri yaitu faktor cuaca dan daya beli. "Sepanjang Januari sampai Februari curah hujan cukup merata, ini tentunya akan berdampak pada kegiatan konstruksi yang tentu akan mempengaruhi terhadap permintaan keramik. Selain itu, faktor daya beli juga sangat mempengaruhi permintaah keramik yang notabennya di kuartal I proyek-proyek pemerintah belum bergerak," papar Edy.

Oleh karena itu, pihaknya mendukung instruksi Presiden Joko Widodo bahwa proyek-proyek pemerintah harus dikerjakan dari awal tahun atau lebih awal dari biasanya. 

"Ini pastinya akan sangat membantu sekali, kalau proyek pemerintah sudah jalan artinya akan memberikan optimisme kepada pemilik-pemilik toko bahan bangunan, jadi mereka bisa keep stok termasuk keramik. Kita akan tunggu realisasinya. Yang pasti belanja pemerintah menjadi kunci buat kami," tutur Edy.