Gelar e-Samrt IKM, Dinas Perindustrian Kabupaten Bekasi Bawa Sejumlah Industri Kecil Menengah Melek Digital

Oleh : Ridwan | Minggu, 01 Maret 2020 - 15:10 WIB

INDUSTRY.co.id - Bekasi - Dinas Perindustrian Kabupaten Bekasi, Jawa Barat berupaya mendorong daya saing industri lokal untuk mendukung pertumbuhan ekonomi daerah sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui e-smart industri kecil dan menengah (IKM).

"Program dan kegiatan strategis yang kami siapkan guna mendongkrak daya saing IKM," kata Kepala Dinas Perindustrian Kabupaten Bekasi Peno Suyatno, Minggu (1/3/2020).

Dia mengatakan program tersebut di antaranya pelatihan yang kali ini diikuti 80 IKM dengan tujuan menciptakan iklim usaha yang kondusif guna memacu pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bekasi agar mampu berdaya saing menghadapi era revolusi industri 4.0 dewasa ini.

"Pelatihan ini untuk membangkitkan sektor IKM dalam menciptakan pasar melalui e-smart kita bisa mewujudkannya dengan bisnis online," katanya.

Kepala Bidang Pengawasan, Pengendalian, Evaluasi, dan Promosi pada Dinas Perindustrian Kabupaten Bekasi Muhamad Ridwan mengatakan program e-smart IKM merupakan upaya transfer pengetahuan dalam pemanfaatan teknologi digital bagi para pelakunya.

Pihaknya menggandeng sejumlah pihak untuk menyukseskan program pelatihan e-smart IKM seperti Direktorat IKM dan Aneka pada Kementerian Perindustrian RI dan Bank Jabar Banten selaku akses permodalan.

Dinas Perindustrian Kabupaten Bekasi juga berkolaborasi dengan platform e-commerce yakni PT Shopee Internasional Indonesia serta Owner Digileaps yang bergerak di sektor manajemen usaha dan pemasaran.

"Selain mengajarkan bagaimana cara memulai bisnis digital pelatihan ini juga melatih peserta mengetahui cara produksi dan pemasarannya," kata dia.

Ridwan berharap peserta mampu mengadopsi teori-teori yang disampaikan saat pelatihan dan merealisasikannya dengan membuka lapangan pekerjaan baru melalui bisnis digital.

Salah satu peserta Abdullah (36) menilai kegiatan pelatihan ini sebagai upaya positif pemerintah daerah menciptakan industri kecil yang memiliki daya saing di era teknologi serba digital.

"Saya mengapresiasi kegiatan ini, sangat membantu kami. Ke depan saya berharap ada keterlibatan BUMDes agar pelaku IKM di desa seperti kami ini dapat bersinergi dengan BUMDes," kata Abdul.

Menurut dia sinergi antarpemangku kepentingan dibutuhkan untuk merealisasikan program e-smart IKM agar mampu merangsang pertumbuhan ekonomi daerah yang berimbas kepada kesejahteraan masyarakat.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Gati Wibawaningsih mengatakan, program e-Smart IKM merupakan upaya memberikan edukasi dalam pemanfaatan teknologi digital.

Kemenperin telah menggandeng berbagai pemangku kepentingan guna menyukseskan e-Smart IKM, di antaranya dengan Bank Indonesia, Bank Negara Indonesia (BNI), Google, Asosiasi e-commerce (idEA), serta Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Di samping itu, Kemenperin berkolaborasi dengan platform e-commerce seperti Bukalapak, Tokopedia, Shopee, BliBli, Blanja.com, dan Gojek Indonesia.

"Sekarang kita juga gandeng AWS (Amazon Web Series). Jadi, tidak hanya mengajarkan prose digitalisasi, tapi produksinya mereka pun harus tahu," tegas Gati.

Ditjen IKMA Kemenperin bertekad untuk melanjutkan program e-Smart IKM pada tahun 2020, dengan menargetkan sebanyak 4.000-6.000 pelaku IKM dari seluruh wilayah Indonesia.

"Kami sudah melibatkan hingga 10.000 pelaku IKM. Jadi, minimal tahun ini bisa bertambah menjadi 14.000 peserta," ungkapnya.

Gati menyampaikan, pelaku usaha yang diprioritaskan mengikuti program e-Smart IKM adalah mereka yang telah mempunyai unit produksinya sendiri.

"Salah satu sektor yang difokuskan, yakni industri kerajinan, yang selama ini memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional," tuturnya.