Industri Galangan Kapal di Batam Kini Semakin Diujung Tanduk

Oleh : Ridwan | Jumat, 24 Maret 2017 - 15:46 WIB

INDUSTRY.co.id

Batam, Industri galangan kapal dalam negeri saat ini mengalami krisis global. Mulai dari sepinya pesanan produksi hingga minimnya pemasukan lainnya. Akibatnya industri ini mengalami kondisi yang terombang ambing hingga melakukan pemecatan karyawan.

Menurut data dari Batam Shipyard and Offshore Association (BSOA) hingga kini 105 perusahaan galangan kapal terpaksa harus merumahkan 70 persen karyawannya, atau sekitar 140-300 ribu karyawan terpaksa di PHK.

“Perusahaan tetap ada, namun tetapi untuk aktivitas sudah sama sekali tidak ada. Dari sekitar 200 ribu karyawan, sekarang hanya tersisa 30 persennya saja” Ungkap  EXCO BSOA, Novi Hasni melalui keterangan tertulisnya di Batam (24/3/2017).

Kondisi galangan kapal sejak tahun2015 hingga saat ini mengalami penurunan yang drastis, hamper tidak ada yang mengerjakan pembuatan kapal baru. Selain pasar global, turunnya harga minyak mentah dan harga komoditi tambang juga memicu terpuruknya industri galangan kapal.

“Untuk bisa bertahan saat ini perusahaan-perusahaan besar hanya mengandalkan aktivitas dari perbaikan kapal. Dan perusahaan saat ini banyak melakukan efisiensi, seperti pengurangan karyawan dan konsumsi pemakaian listrik” terang Novi.

Hal lain yang membuat keadaan makin sulit adalah adanya sejumlah regulasi yang memberatkan pengusaha galangan kapal dan kepelabuhan, termasuk tingginya tariff jasa kepelabuhan di Batam.

“Presiden harus turun tangan mengatasi masalah ini, jangan malah membebani pelaku industri dengan regulasi yang tumpang tindih. Dalam kondisi seperti ini yang dibutuhkan pengusaha adalah insentif” tegasnya.

Pengusaha berharap Presiden mengeluarkan kebijakan yang bisa menggairahkan galangan kapal di Batam, termasuk dengan mendesak BUMN untuk pesan pembuatan kapal di Batam  seperti yang di janjikan tahun 2015 lalu.