Kadin Sebut Insentif Pajak Tak Cukup Tangkis Serangan Virus Corona

Oleh : Ridwan | Selasa, 18 Februari 2020 - 08:30 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Virus corona dikhawatirkan berdampak terhadap investasi di Indonesia pada kuartal I 2020. Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) menilai, insentif pajak tak cukup untuk mendongkrak investasi.

Pemerintah dinilai perlu menjaga iklim investasi dan menjamin kepastian berusaha. "Sebab, efek insentif pajak saja tidak akan maksimal menarik investasi ke Indonesia," kata Wakil Ketua Umum Bidang Hubungan Internasional Kadin Shinta W Kamdani di Jakarta (17/2/2020).

Faktor utama untuk menarik investasi yakni keterbukaan pasar nasional terhadap partisipasi modal asing. Selain itu, Indonesia harus meningkatkan daya saing investasi.

Ia memang belum menghitung dampak virus corona terhadap investasi di Indonesia. Namun, pemerintah perlu mengantisipasi kemungkinan dampaknya dengan memperkuat koordinasi dan meningkatkan layanan investasi.

Selain itu, pemerintah perlu mempermudah klaim insentif dan gencar mempromosikan investasi bersama Pemerintah Daerah (Pemda). "Mempercepat omnibus law dan memperbaiki kebijakan teknis yang menghambat rantai pasok," kata dia.

Shinta optimistis arus investasi ke Indonesia bisa maksimal sepanjang pemerintah konsisten menjaga daya saing dan iklim usaha. Tentunya, perhitungan ini berdasarkan proporsi terhadap total investasi secara global.

"Dari sisi nilai investasi belum tentu lebih tinggi, karena secara global selalu berubah," katanya.

Meski belum menghitung secara pasti dampak virus corona terhadap investasi di Tanah Air, ia memperkirakan wabah ini berpengaruh terhadap beberapa sektor seperti pariwisata dan perdagangan. Alasannya, beberapa negara melarang warganya berkunjung ke Tiongkok. Begitu juga pendatang dari Negeri Panda dilarang masuk ke sejumlah negara.

Virus corona juga berdampak terhadap rantai pasok dan mempengaruhi proyeksi pasar. "Investor bisa menunda investasi karena ketidakjelasan supply chain atau akibat asumsi pasarnya berubah," kata dia. 

Dampak tersebut sudah terlihat dari pergerakan di pasar modal Indonesia dan beberapa negara. Karena itu, pemerintah perlu menstimulasi investasi kendati dampak virus corona belum dapat dihitung secara pasti.

Sebagai gambaran, investasi Tiongkok ke Indonesia sekitar US$ 1,2 miliar pada kuartal I 2019. Bila diasumsikan investasinya sama dengan periode sama tahun lalu, pemerintah dinilai perlu waspada. "Ini baru menghitung dari Tiongkok saja karena efek langsung," katanya.

Sedangkan perekonomian Tiongkok dinilai berpengaruh terhadap beberapa negara, termasuk Indonesia. Dikutip dari Xinhua, Wakil Ketua Institut Nasional untuk Keuangan dan Pembangunan Zeng Gang mengatakan para peneliti dengan berbagai asumsi scenario memperkirakan, virus corona akan memangkas pertumbuhan ekonomi Tiongkok 0,2% hingga 1% pada tahun ini.