Masyarakat Adat Wae Sano Flores Menolak Rencana Proyek Geothermal

Oleh : Kormen Barus | Kamis, 13 Februari 2020 - 14:23 WIB

INDUSTRY.co.id, Manggarai Barat-Warga Wae Sano yang terdiri dari masyarakat adat, pemilik lahan, perempuan, orang muda serta seluruh masyarakat yang terkena dampak rencana eksploitasi geothermal — pada hari ini tgl 13 Februari 2020 mengadakan Aksi Diam di Kantor Bupati dan DPRD Manggarai Barat.

“Kami hendak menyampaikan ketetapan hati kami menolak  rencana proyek geothermal di kampung-kampung kami di Wae Sano,”ujar  Yosef Erwin Rahmat, Mewakili Warga dan Masyarakat Adat Wae Sano dalam siaran persnyaa, yang diterima redaksi, Kamis 913/2/2020).

Menurut Yosef, dalam sosialisasi yang dilakukan pada 10 Februari 2020, Pihak PT SMI dan Perwakilan Pemerintah menjelaskan bahwa proyek pengeboran akan dilaksanakan pada titik-titik yang sudah ditetapkan sebelumnya. Yaitu di Kampung Nunang, Lempe, dan Dasak.

“Kami berkeberatan dengan lokasi pengeboran itu, karena berada dalam ruang hidup kami dan tidak ada kepastian apa pun bahwa pengeboran itu tidak memiliki dampak negatif bagi kehidupan kami,”tulisnya.

Menurut Yosef, proyek eksplorasi geothermal ini jelas-jelas mengancam keutuhan ruang hidup kami. Ruang hidup yang kami maksud adalah kesatuan yang utuh kampong halaman (golo lonto, mbaru kaeng, natas labar), kebum mata pencaharian (uma duat), sumber air (wae teku), pusat kehidupan adat (compang takung, mbaru adat), kuburan (lepah boak), hutan dan danau (puar dan sano), rumah ibadah (gereja) dan sarana publik (seperti sekolah). Dengan kata lain, proyek ini mengancam kehidupan sosial, budaya, keagamaan, dan mata pencaharian kami. “ Karena kami sekali lagi menyatakan dengan tegas ketetapan hati kami untuk menolak proyek geothermal ini,”ujarnya.

Yosef mengingatkan bahwa kawasan Wae Sano dan sekitarnya adalah juga kawasan pertanian dan perkebunan, konservasi dan memiliki potensi besar untuk pariwisata.

“Karena itu kami mengharapkan pemerintah untuk meningkatkan pengembangan pertanian, usaha-usaha konservasi dan pariwisata berbasis masyarakat tanpa investasi kaum kapitalis,”tambah Yosef.