Wakili Presiden, Kepala BKPM Terima Sejumlah Investor UEA

Oleh : Herry Barus | Minggu, 12 Januari 2020 - 18:00 WIB

INDUSTRY.co.id - Abu Dhabi-- Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, mewakili Presiden Jokowi, menerima sejumlah CEO dan investor hari ini di Emirates Palace Hotel, Abu Dhabi, Uni Emirate Arab.

"Hari ini baru saja, Kepala BKPM mewakili Bapak Presiden menerima sejumlah pimpinan perusahaan dan investor UEA," ujar Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal BKPM Farah Ratna Dewi Indriani  di Abu Dhabi, UEA, Minggu (12/1/2020)

Farah menjelaskan, Kepala BKPM menerima CEO  Masdar Mohamad Jameel Al Ramahi, Direktur Pelaksana EGA Abdulla Jaseem bib Kalban, Chairman  MD Lulu Yusuf Ali M.A, CEO BRS Ventures Binay Shetty di Emirates Palace Hotel, Abu Dhabi, Uni Emirates Arab, Minggu (12/01/2020).

Selain itu, hadir pula Menteri BUMN Erik Tohir, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, Wamen BUMN Budi G.Sadikin, Dirut PLN Zulkifli Zaini.

Dikatakannya, para investor sepakat memulai meningkatkan investasinya di Indonesia menyusul kian membaiknya kebijakan pemerintah akhir-akhir ini guna mempercepat realisasi investasi.

"Intinya investor lihat Pak Kepala BKPM ini gerakannya cepat. Inpres No. 7 2019 tiba-tiba sudah ditangan. Investor juga ditangani secara langsung. Hambatan-hambatan selesai. Ada optimisme," pungkas Farah.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Kepala BKPM) Bahlil Lahadalia bertolak ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA), Sabtu (11/01/2020).

Bahlil akan mendampingi Presiden Joko Widodo yang  melakukan kunjungan kenegaraan 12-13 Januari 2020. Lawatan Presiden ini merupakan kunjungan balasan sejak kedatangan Putra Mahkota Abu Dhabi Syekh Mohammed bin Zayed Al Nahyan ke Indonesia pada bulan Juli 2019.

Selain menjadi pembicara utama (keynote speaker) pada Abu Dhabi Sustainability Week.

Bahlil mengatakan, misi kunjungan Presiden ini untuk menjemput investasi miliaran USD dari UEA. “Dengan adanya potensi investasi dari UEA ini, membuktikan investasi di Tanah Air sangat inklusif atau terbuka. Tidak benar kalau investasi kita hanya dari China saja atau dari Singapura saja. Dari negara mana saja, bahkan mau dari langit sekalipun asalkan tidak bertentangan dengan UU dan aturan yang ada, silakan negara mana saja masuk berinvestasi,” ujar Bahlil.

Bahlil mengatakan, potensi kerjasama investasi antar kedua negara saat ini belum tergarap optimal. Selama ini investor yang paling aktif berasal dari Asia Timur, sedangkan investor Timur Tengah banyak yang belum berinvestasi khususnya di sektor-sektor strategis. “Kunjungan ini menjadi momentum baik di awal tahun yang menandakan bahwa Pemerintah RI juga mendorong investasi bersumber dari negara-negara lain selain Asia Timur,” tegas Bahlil.

Bahlil mengatakan, investasi di Indonesia tidak bersifat ekslusif. Semua negara memiliki peluang yang sama selagi memiliki komitmen yang kuat untuk menanamkan modalnya di Indonesia.  Beberapa sektor yang telah didorong adalah proyek pembangunan kilang minyak (oil refinery), industri petrokimia, industri smelter aluminium dan pembiayaan investasi (Financial Investor / FI). “Bapak Presiden ingin agar kita (Indonesia) mengurangi ketergantungan impor minyak. Oleh karena itu, pemerintah mengejar pembangunan kilang baru atau Grass Root Refinery (GRR). Itulah salah satu kekuatan pengusaha Timur Tengah, makanya kami dorong BUMN maupun swasta kerjasama dengan mereka,” ujar Bahlil.

Bahlil menambahkan, alasan mengapa banyak kesepakatan bisnis di sektor strategis diupayakan akan ditandatangani dalam kunjungan ini. “Salah satu sebabnya industri petrokimia ini akan menjadi tulang punggung negara, menuju sebuah negara industri. Kemandirian sektor industri berperan penting mendukung target Indonesia menjadi negara maju pada 2045,” tambah Bahlil.  Dikatakannya, BKPM bersama Kementerian dan Lembaga lain serta Perwakilan RI di UEA bekerja keras mewujudkan beberapa kesepakatan bisnis dengan UEA