Komite Tari DKJ Padukan Tari Balet Modern Dengan Tarian Betawi

Oleh : Amazon Dalimunthe | Senin, 02 Desember 2019 - 13:11 WIB

INDUSTRY.co.id - JAKARTA— Apa jadinya jika tarian betawi dipadukan dengan tarian klasik seperti tari Balet? Pasti menarik untuk menyaksikannya. Hal inilah yang ditawarkan oleh Komite Tari Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) pada tanggal 6 Desember mendatang di Graha Bhakti Budaya TIM, Jakarta dalam kegiatan yang bernama Telisik Tari. Sebuah kegiatan yang telah menjadi agenda tahunan dari Komite Tari.

Yola Yulfianti selaku Ketua Komite Tari DKJ mengatakan bahwa kolaborasi  tari ini juga untuk bisa menggambarkan bagaimana peran tari balet terhadap perkembangan seni tari di Indonesia, tidak hanya pada tari modern melainkan juga pada tari tradisi dan kontemporer. “kami dari Komite Tari, Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) mengadakan Telisik Tari. Kali ini kami mencoba mengkolaborasikan antara Ballet dengan tarian betawi yang kami beri judul Ballet At Batavia, “ kata Yola Yulfianti

Yola memaparkan, pada tanggal 6 Desember mendatang selain pertunjukan tari di panggung , kegiatan telisik tari juga akan  berisikan lecture performance oleh Rusdy Rukmarata dan Aiko Senosoenoto. Selain itu  sebelum mulai pertunjukan juga akan digelar sebuah diskusi ”Mengapa ada Balet di Indonesia” yang menghadirkan pembicara seperti Bambang Bujono, Sonya Indriati Sondakh, Ardianti Permata Ayu dan keynote speaker Julianti Parani.

Adapun pertunjukan tari Balet dan Betawi  akan  dibawakan siswa-siswi SMK 57 Jakarta hasil Proses bersama Andrew Greenwood, koreografer, penari dan pelatih balet asal Belanda. Sementara untuk tari Betawinya dibawah bimbingan koreografer tari betawi Atien Kisam, “ paparnya.

Menurut Yola, program “saling silang” ballet dengan betawi ini digagas Komite Tari DKI sebagai apresiasi terhadap keberagaman budaya di Indonesia, yang dalam hal ini berusaha diwujudkan dalam dunia tari. “Program Telisik Tari Balet DKJ bertujuan untuk mengajak para seniman, khususnya seniman tari, untuk lebih mengenal dan mengetahui bagaimana tari balet masuk ke Indonesia secara kesejarahan, dan bagaimana peran tari balet terhadap perkembangan seni tari di Indonesia, tidak hanya pada tari modern melainkan juga pada tari tradisi dan kontemporer, “ bebernya.

Dengan adanya program ini, kata Yola, diharapkan menjadi salah satu usaha untuk menggali untaian sejarah yang kemudian bermanfaat bagi perkembangan kebudayaan di Indonesia, khususnya seni tari. ”Program ini membaurkan batas yang ada dalam budaya kita, sehingga bukan saja bisa memperkaya satu sama lain, antara balet dan betawi, juga menghargai perbedaan yang ada di sekitar kita,” terang Yola.

Sementara itu Atien Kisam, selaku penari dan koreografer betawi yang terlibat, mengaku gembira dengan program ini. “Ini bisa jadi pintu masuk mengenalkan budaya betawi untuk anak muda. Mula mula mereka memang heran bagaimana bisa menggabungkan balet yang modern dengan tari betawi yang tradisionil. Namun setelah melalui serangkai work shop mereka bisa menerima dan siap tampil,” katanya. (AMZ)