Tiga Pendapat Penolakan Ahok Sebagai Komisaris Utama PT Pertamina

Oleh : Herry Barus | Senin, 25 November 2019 - 08:53 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta-Basuki Tjahja Purnama (Ahok/BTP)  telah ditunjuk oleh Menteri BUMN Erick Thohir pada Jumat (22/11/2019). Ahok akan menggantikan Komut sebelumnya, Tanri Abeng. Dia pun akan mulai bekerja pada Senin (24/11/2019).

Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama (Ahok) akhirnya ditunjuk menjadi Komisaris Utama (Komut) PT. Pertamina. Jelang peresmian Ahok sebagai Komut, suara penolakan terhadapnya pun masih muncul. Namun, tak sedikit pula yang membela Ahok.

Namun, suara penolakan terhadap Ahok masih terdengar. Penolakan itu datang dari Waketum Gerindra, yang juga Ketua BKSAP DPR, Fadli Zon. Fadli Zon mempertanyakan kemampuan Ahok dalam mengelola pertamina.

"Biar masyarakat yang menilai. Kalau saya menilai kayak nggak ada orang lain aja gitu, kenapa, apa sih hebatnya? Menurut saya sih biasa-biasa saja. Tapi kan itu menimbulkan tokoh-tokoh atau orang-orang dan masyarakat yang selama ini kontra terhadap Ahok menjadi tidak suka," kata Fadli Zon di Lemhannas, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat,  seperti dilansir Detik.com Sabtu (23/11/2019).

Fadli Zon menilai terpilihnya Ahok menjadi Komut Pertamina merupakan refleksi kedekatan Presiden Jokowi dengan Ahok. Fadli menilai Jokowi dan Ahok adalah teman sejati.

"Jadi saya kira mungkin itu refleksi kedalaman hubungan Pak Jokowi dengan Ahok sebagai teman sejati bukan teman politik atau teman biasa," kata dia.

Dia menilai kehadiran Ahok di Pertamina berpotensi menimbulkan kegaduhan. Kompetensi Ahok juga dipertanyakan Fadli.

Sebelumnya Presiden Federasi Seikat Pekerja Pertamina Bersatu Arie Gumilar terang-terangan menolak Ahok menjadi bos perusahaan pelat merah. Dalam pesan pendek kepada awak media, Arie menyatakan Ahok adalah tokoh yang kesohir kerap membuat kegaduhan.

 "Kami semua tahu bagaimana track record sikap dan prilaku yang bersangkutan, yang selalu membuat keributan dan kegaduhan dimana mana, bahkan sering kali berkata kotor," katanya, Jumat petang.

 Arie khawatir karakter Ahok yang dia nilai menggebu-gebu ini akan berdampak pada organisasi Pertamina. Ia juga was-was ke depan hal ini bakal mempengaruhi distribusi energi dan pelayanan BBM kepada masyarakat. "Kami menilai sisi mudaratnya lebih besar daripada sisi manfaatnya," tuturnya.

Tokoh lain yang juga berkeberatan , seperti Mantan Sekretaris Menteri BUMN, Said Didu, tidak mengambil sikap mendukung atau tidak mendukung Ahok. Said hanya mengatakan Ahok memiliki pekerjaan rumah setumpuk seumpama telah resmi menjabat sebagai bos Pertamina. Salah satunya menuntaskan maraknya mafia minyak.

Said mengimbuhkan, untuk menjadi komisaris utama di perusahaan minyak negara itu pun Ahok mesti memenuhi tigas syarat. “Pertama kompetensi, kedua integritas, ketiga kepemimpinan,” ujarnya.