Kendal akan Jadi Magnet di Indonesia Investment Week Singapore

Oleh : Irvan AF | Rabu, 15 Maret 2017 - 09:37 WIB

INDUSTRY.co.id, Jakarta - Investor Singapura akan dirayu untuk menyebarkan modal ke berbagai wilayah. Pasalnya negeri jiran ini masih menjadi sumber Penanaman Modal Asing (PMA) terbesar di Indonesia yang masih memusatkan investasinya di beberapa daerah tertentu. Magnet untuk merayu investor Singapura itu adalah Kawasan Industri Kendal (KIK).

Duta Besar Indonesia untuk Singapura Ngurah Swadaya mengatakan akan mengajak investor Singapura berinvestasi di Kawasan Industri Kendal dan tiga Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pariwisata yakni, KEK Danau Toba, KEK Borobudur, dan KEK Mandalika. Menurut Ngurah, Kawasan Industri Kendal yang diresmikan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong dan Presiden Joko Widodo pada tahun lalu akan makin gencar dipromosikan sebagai tempat berbisnis padat karya yang membutuhkan banyak tenaga kerja.

"Permasalahan Singapura itu lahan yang makin terbatas. Jadi Kendal itu kawasan industri padat karya yang menyediakan banyak lahan dan tenaga kerja," ujar Ngurah kepada INDUSTRY.co.id di sela peluncuran "Indonesia Investment Week Singapore" Chapter 2017 di Gedung Kemendagri, Jakarta, Selasa (14/3/2017).

Selain Kendal, kata Ngurah, ada tiga KEK Pariwisata yang dilirik investor Singapura, yakni KEK Danau Toba, KEK Borobudur, dan KEK Mandalika.

"Kebutuhannya adalah menyediakan pelabuhan kapal pesiar. Jika kita punya pelabuhan kapal pesiar yang baik, akan banyak turis dari Singapura yang mampir," katanya.

Dengan pelaksanaan Indonesia Investment Week di Singapura pada Juli nanti, Ngurah yakin para pemerintah daeraha bisa berpromosi merayu investor dari berbagai negara.

"Itu bukan hanya dari investor Singapura. Bagaimapun juga Singapura hub, ada 7 ribu perusahaan asing teregister. Dari Jerman saja ada 1.500, Belanda 1.300. Jadi yang investasi bukan hanya pengusaha Singapura tapi juga perusahaan dunia," tandasnya.

Ngurah mengungkapkan saat ini total investasi dari Singapura dari 2011-2016 mencapai US$ 35,6 miliar. Dari total nilai investasi tersebut hanya tersebar ke 5 provinsi.

"Paling banyak di Jakarta sebesar US$ 10,64 miliar dialokasikan ke 3.236 proyek. Kemudian Sumatera Selatan US$ 3,85 miliar di 253 proyek, ketiga adalah Banten US$ 3,05 miliar di 745 proyek, lalu Jawa Barat US$ 2,09 miliar di 1.188 proyek dan Kalimantan Tengah US$ 1,9 miliar di 412 proyek," katanya.

Ngurah juga mencatat, dalam lima tahun terakhir nilai investasi dari Singapura terus meningkat. Kenaikan yang paling besar terjadi di 2016 yang naik 55% menjadi US$ 10 miliar.

Ngurah juga menyebut daerah lainnya yang menjadi potensial untuk menjaring investor Singapura adalah Batam, Bintan dan Karimun. Sebab ketiga daerah tersebut sangat dekat dengan Singapura.

"Mereka juga melihat daerah luar, daerah timur khususya Makassar," tambahnya.