Love for Sale 2, Patah Hati itu Menghibur

Oleh : Iwan Setiawan | Minggu, 20 Oktober 2019 - 14:30 WIB

INDUSTRY.co.id - Banyak alasan masyarakat untuk menyaksikan sebuah film. Misalnya menyaksikan film detektif, dari awal hingga menjelang akhir kita diajak pada serangkaian teka teki serta sejumlah petunjuk yang menggiring atau menipu kita pada siapa korban berikut atau siapa pelaku pembunuh atau pencuri atau tokoh yang jadi kunci.

Begitu juga kalo kita menyaksikan film horor. Kita sudah siap dengan adegan menakutkan,sosok hantu yang menyeramkan atau saat menegangkan yang membuat jantung ikut berdegup keras.

Bagaimana jika ada film romantic comedy yang malah menjanjikan rasa horor ?saksikanlah Love for sale 2 !

Sekadar info buat anda yang tidak menyaksikan, pada  love for sale 1,dikisahkan Richard ,  lelaki kesepian yang melalui aplikasi ,,"Love For Sale" menyewa perempuan yang akan menemaninya Selama waktu tertentu. Perempuan yang bernama Arini memikat hati Richard, namun justru harus menghilang bersamaan dengan habisnya kontrak sewa. Hati yang terlanjur sayang, hidup yang sempat hangat dan penuh isi, mendadak "Ambyar". Bukan cuma Richard yang hatinya hancur menjadi remàhan chiki, tapi semua penonnton. Karena Arini berhasil mengubah hidup dan karakter Richard jadi sangat "hidup", lucu dan   seru mendadak sepi.

Nah, masih dengan ramuan serupa, Love for Sale 2 , mengetengahkan Ican, professional periklanan jomblo  yang senang gonta ganti pasangan.Padahal ibunya terus menasehatinya untuk segera menikah. Lewat "love for sale" Icun menyewa Arini untuk menyenangkan ibunya.

Penceritaan Love for sale sangat dekat dengan keseharian kebanyakan orang. Mulai dari desakan kapan menikah hingga bagaimana kisah tersebut diantar dari lokasi gang sempit yang antar tetangga masih akrab Dan karakter karakter pendukung yang tidak sekadar memancing tawa atau asal lewat, berhasil jadi batang tubuh yang ikut menguatkan film ini

Kentalnya budaya minang juga sangat istimewa, dihadirkan dengan tidak cuma lewat bahasa Dan lokasi rumah makan padang, yang bisa jadi klise dan berkesan tempelan, tapi juga tata nilai-nilai keluargaan dan, tentu lelucon. Mendapati rasa padang diantara film kita yang cenderung jawa atau Betawi, sungguh membuat film ini asik.

Berbeda dengan love for sale 1, yang fokus pada Richard Dan Arini, pada episode yg ke 2 ini secara utuh karakter Icun dikelilingi ibu, adik, kakak, ipar juga tetangga. 

 

Film ini sangat berusaha mendekatkan diri dengan pemirsa, melalui kisah, setting serta karakter. Mungkin hanya Arini yang tidak jelas,  entah manusia atau "sosok aplikasi" berbentuk manusia yang "job desc" nya mematahkan hati

Kalo ada lelucon tentang buat apa nonton film horor, karena kita sudah keluar uang kok malah ditakut-takuti, maka film ini justru mengajak kita untuk patah hati berjamaah dengan asik.

Seperti menikmati lagu lagu Didi Kempot yang  liriknya katanya berisikan kisah patah hati,  menyaksikan film ini juga membuat kita mengeluh, berkata "anjing".  sast yang sama kita ketagihan.

Iwan Setiawan; Pengamat Budaya