YMMJ Memperkenalkan Konsep Lini Narasi Baru Terkait Tata Pamer

Oleh : Herry Barus | Senin, 14 Oktober 2019 - 11:00 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Dalam rangka menyambut Hari Museum Nasional pada tanggal 12 Oktober 2019, Yayasan Mitra Museum Jakarta (YMMJ) menggelar pameran koleksi lukisan sebagai komitmen jangka panjang dengan melibatkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam pelaksanaannya.

Pameran yang bertajuk “Lini Narasi Baru: Seni Rupa Indonesia, Kota dan Perubahannya” diresmikan pada tanggal 16 Oktober 2019, dan dibuka untuk umum mulai tanggal 17 Oktober 2019 hingga 31 Januari 2020 (Selasa - Minggu pukul 08.00 WIB - 17.00 WIB, museum tutup pada hari senin) di Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta.

Mengutip pesan yang disampaikan melalui catatan kuratorial, kegiatan pameran ini diadakan untuk menandai sebuah langkah baru dalam mendidik para pengunjung untuk mengapresiasi berbagai nilai sejarah yang terkandung dalam Museum Seni Rupa Jakarta, sekaligus memberikan pengalaman bereksplorasi yang berbeda dari sebelumnya.

Lini Narasi Baru: Seni Rupa Indonesia, Kota dan Perubahannya memberikan sebuah pengalaman kepada pengunjung pameran untuk menikmati koleksi lukisan Museum Seni Rupa Jakarta dengan alur tata pamer khusus yang dibagi kedalam beberapa tema yaitu; Mitologi dan Adat Istiadat, Potret Diri, Pemandangan Alam, Kehidupan Sehari-hari, Lukisan Klasik Bali, Lukisan Kaca, dan Lukisan Batik. Sebelum adanya Lini Narasi dan Tata Pamer Baru ini, koleksi Museum Seni Rupa Jakarta hanya dipilah dan ditata berdasarkan hubungannya dengan tema Sejarah Nasional Indonesia.

Catharina Widjaja selaku Ketua Umum Yayasan Mitra Museum Jakarta menjelaskan “Museum merupakan ruang publik yang berperan penting dalam pemajuan kebudayaan dan merupakan tempat bertemunya masyarakat dari berbagai latar belakang. Melalui pameran ini, kami dari YMMJ berusaha memperkenalkan sebuah pengalaman baru yang menampilkan karya-karya besar dengan kisah sejarah yang mencerminkan semangat revolusi dan kebangkitan negara Indonesia dari zaman ke zaman melalui kacamata seni”.

Melihat lebih seksama perihal tema Potret misalnya, pada bagian ini akan dieksplorasi cerita mengenai Manusia dan Ruang, yang akan menampilkan tiga kategori seni lukis potret yaitu; Potret Diri Perupa, Potret Orang Ternama dan Potret Orang Biasa yang dihasilkan masing-masing seniman dalam kurun waktu yang berbeda. Tema ini menampilkan karya seni dari seniman antara lain Affandi, Djoko Pekik, Trubus, OH Supono, Basuki Abdullah, dan lainnya.

Sedangkan tema Pemandangan Alam menampilkan koleksi corak lukisan pemandangan dalam seni lukis Indonesia dilengkapi dengan arsip dan dokumen, guna memperlihatkan konfigurasi corak ini dalam sejarah seni lukis Indonesia. Pada sub-narasi ini akan ditampilkan karya-karya yang bertema Mooi Indie dan Romantisme, sedangkan seniman yang diunggulkan untuk mengisi tema ini adalah S. Sudjojono, Sudarmadji, Mardian, Nasyah Jamin, Ernest Dezentje, dan Sukirno.

Tema Lukisan Batik akan memamerkan koleksi museum berupa lukisan Batik Amri Yahya yang dilengkapi dengan informasi tambahan guna memberikan gambaran yang lebih lengkap bagaimana seni lukis batik ini tumbuh dan berpotensi untuk dikembangkan dengan sebuah kreativitas di masa depan.

Catharina Widjaja melanjutkan “Harapan kami melalui pameran ini, masyarakat luas akan semakin berminat pada seni rupa Indonesia, semakin memahami dan menghargainya, bukan saja aspek keindahannya, tetapi juga aspek sejarah dan budayanya. Terlebih daripada itu, kami berharap standarisasi museum di Indonesia dapat menyeimbangi dan bahkan di kemudian hari bersaing dengan museum-museum besar dunia”.

Saat ini Museum Seni Rupa dan Keramik memiliki sekitar 500 karya seni rupa, terdiri dari berbagai bahan dan teknik yang berbeda seperti patung, totem kayu, grafis, sketsa, dan batik lukis. Diantara koleksi-koleksi tersebut ada beberapa koleksi unggulan dan amat penting bagi sejarah seni rupa di Indonesia, antara lain lukisan yang berjudul ‘Pengantin Revolusi’ karya Hendra Gunawan, ‘Bupati Cianjur’ karya Raden Saleh, ‘Ibu Menyusui’ karya Dullah, ‘Seiko’ karya S.Sudjojono, dan ‘Potret Diri’ karya Affandi.

Yayasan Mitra Museum Jakarta (YMMJ) adalah sebuah yayasan beranggotakan masyarakat umum yang bertujuan meningkatkan kinerja museum-museum di Jakarta, terutama yang berada di bawah pengelolaan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta,  untuk menjadikan museum sebagai pusat pendidikan, hiburan dan rekreasi, di mana warga dan pengunjung dapat memperoleh informasi yang menarik mengenai sejarah, seni, dan budaya.

YMMJ juga bekerja sama dengan para pemangku kepentingan dan pemerintah kota untuk membantu pembangunan infrastruktur, penyediaan sumber daya manusia, manajemen museum, asistensi kuratorial, program-program untuk publik, dan juga pemasaran yang lebih baik. Harapan kami adalah menjadikan museum sebagai pusat informasi dan inspirasi bagi masyarakat.