Kemenperin Bawa Santri Ponpes Al Mujahidi Jadi Wirausaha Baru di Bidang Perbengkelan

Oleh : Ridwan | Selasa, 24 September 2019 - 11:50 WIB

INDUSTRY.co.id - Jember - Kementerian Perindustrian (Kemperin) melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (Ditjen IKMA) terus mendorong tumbuhnya wirausaha baru di lingkungan Pondok Pesantren (Ponpes) melalui program Santripreneur. Kali ini, Pondok Pesantren Al Mujahidi di Jember menjadi tempat tujuan program Santriprenuer Ditjen IKMA Kementerian Perindustrian.

Dirjen IKMA Kemenperin, Gati Wibawaningsih mengatakan, pondok pesantren merupakan wilayah pendidikan yang tidak hanya mencakup pendidikan agama dan moralitas, namun juga pendidikan formal sampai dengan pendidikan kewirausahaan. 

Di samping itu, tambahnya, pondok pesantren memiliki  peran sebagai “Agent of Development” yang sangat penting dan strategis dalam mengembangkan sumber daya masyarakat di pedesaan sehingga menjadi sarana yang penting dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat. 

"Kita berharap dukungan kami melalui proram Santriprenuer di pondok pesantren Al Mujahidi ini juga dapat menumbuhkan pionir-pionir wirausaha yang berasal dari santri, alumni santri ataupun masyarakat sekitar pondok pesantren," kata Gati di Jember, Jawa Timur (23/9).

Dijelaskan Gati, dukungan yang diberikan kepada pondok Pesantren Al Mujahid antara lain berupa bantuan sejumlah peralatan perbengkelan roda dua dan pembinaan. Ia berharap bantuan peralatan ini dapat dimanfaatkan bagi pondok pesantren sebagai unit bisnis yang baru dari pondok pesantren. 

Adapun bantuan mesin yang diberikan berupa Kompressor, Scanner Injection, Mesin Nitrogen, Bike Lift, Mesin pembuka ban, dan Tool set drawer masing-masing sebanyak 2 unit. Sedang bentuk pembinaan yang dilakukan berupa bimbingan teknis dan fasilitasi mesin atau peralatan perbengkelan untuk roda dua. 

Sebanyak 20 peserta bimbingan teknis adalah santri yang berasal dari pondok pesantren yang akan dilatih selama empat hari mulai tanggal 23 sampai 26 September terkait skill perbengkelan roda dua serta kewirausahaan.

"Lingkup pembinaannya diantaranya pelatihan atau bimbingan teknis produksi dan fasilitasi mesin atau peralatan di bidang, perbengkelan roda dua, perbengkelan las, konveksi, kerajinan, pengolahan roti, pengolahan kopi, daur ulang sampah, produksi garam yodium, pengolahan air minum, dan produksi pupuk organik cair," ungkap Gati. 

Gati berharap mereka ini pada akhirnya akan menjadi wirausaha yang mandiri dan dapat menjadi pionir bagi santri lainnya untuk maju dan berkembang dalam berwirausaha. 

Menurut Gati, adanya unit pendidikan SMK dalam naungan yayasan Pondok Pesantren Al Mujahidi ini mendasari Kemenperin memberikan pembinaan di sektor perbengkelan roda dua. "Santri di pondok pesantren ini sudah memiliki dasar dalam perbengkelan otomotif dimana selanjutnya kami berikan stimulus agar dapat menjadi wirausaha baru," lanjut Gati. 

Gati mengungkapkan program Santripreneur terus digalakkan oleh Ditjen IKMA dan telah membina sebanyak 37 pondok pesantren selama periode tahun 2013 hingga tahun 2019, dengan lebih dari 7.000 santri telah diberikan pelatihan produksi, serta motivasi kewirausahaan. Hingga akhir 2019, diperkirakan akan ada 42 pesantren yang akan dibina.

Berdasarkan data Kementerian Agama, jumlah pondok pesantren di Indonesia mencapai 28.961 yang tersebar di seluruh provinsi dengan total santri sekitar 4.028.660 santri. Dari total jumlah pondok pesantren itu, sekitar 23.331 pondok pesantren atau 80 persen diantaranya tersebar di empat provinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Banten. 

Menurut Gati, kegiatan penumbuhan wirausaha industri pondok pesantren merupakan salah satu upaya untuk mendorong pesantren dalam membangun eksistensinya. "Pondok pesantren yang didalamnya tumbuh jiwa-jiwa kewirausahaan merupakan landasan dasar bagi pondok pesantren untuk menuju institusi yang mandiri secara ekonomi dan finansial," ungkap Gati. 

Sementara itu, Ketua Yayasan Pondok Pesantren Mujahidin Sukairi menyatakan program Santripreneur yang diinisiasi oleh Kemenperin dapat menambah kegiatan positif bagi para santri di lingkungan pondok. Selain itu, melalui usahanya nanti, para santri berguna bagi masyarakat menumbuhkan perekonomian daerah setempat seperti penyerapan tenaga kerja. 

"Bantuan ini akan sangat bermanfaat karena kami memang bertekad untuk membimbing santri dengan ilmu keterampilan. Kami juga tengah membangun Paud terintegrasi agar generasi kita nantinya tidak hanya pandai dalam ilmu umum saja tetapi juga ilmu agama. Kami yakin jika rakyat unggul maka Indonesia akan maju," pungkasnya.