CEO Ini Temukan Cara Baru Pengembangan Industri Fintech Syariah Indonesia

Oleh : Kormen Barus | Jumat, 13 September 2019 - 08:33 WIB

INDUSTRY.co.id, Jakarta-Dalam beberapa tahun terakhir, sektor financial technology (fintech) peer-to-peer atau biasa disebut P2P lending mengalami pertumbuhan yang sangat tinggi karena kebutuhan masyarakat yang juga tinggi akan layanan pembiayaan online yang mudah dan cepat untuk mengembangkan bisnis atau usahanya. Terutama untuk mempercepat inklusi keuangan di Indonesia, serta menjembatani kebutuhan akan akses pembiayaan hingga ke pelosok negeri.

Per 7 Agustus 2019, total jumlah penyelenggara fintech terdaftar dan berizin adalah sebanyak 127 perusahaan, terdapat penambahan 21 perusahaan sejak bulan Mei 2019 lalu. Dari jumlah tersebut, baru ada 8 perusahaan fintech yang memiliki sistem pembiayaan murni syariah yang resmi terdaftar, dan sisanya dimana lebih dari 110 perusahaan lainnya melayani pembiayaan konvensional.

Tiar Karbala, CEO TN Kapital mengatakan bahwa berangkat dari fenomena tersebut, masih banyak potensi yang dapat dimaksimalkan pada industri fintech di Indonesia, terutama di sektor provider layanan pembiayaan P2P yang memiliki sistem pembiayaan secara syariah. “Filosofi kami adalah untuk dapat terus berkontribusi dalam mengembangkan industri bisnis start up di Indonesia. Untuk itu kami memutuskan untuk berkolaborasi dengan ALAMI, salah satu start up financing P2P dengan sistem pembiayaan murni syariah. ALAMI sendiri sudah resmi terdaftar di OJK pada 30 April 2019 lalu, sehingga aman dan kredibel. Jadi kami percaya ALAMI akan banyak memberikan manfaat yang baik bagi para pelaku UKM maupun para funder atau pendananya,” jelas Tiar.

Menurut Tiar, financing fintech P2P dengan sistem berbasis murni syariah di Indonesia masih sangat sedikit. Terutama yang kredibel dan sudah resmi terdaftar di OJK. Padahal menurut data di tahun 2019, dari sekitar 270 juta penduduk Indonesia, 87,2% atau lebih dari 230 juta orang adalah beragama Islam. “Industri berbasis syariah memiliki potensi yang besar di Indonesia, terutama dalam sektor fintech. Ada sekitar 230 juta penduduk Indonesia beragama Islam. Saat ini juga jumlah UKM di Indonesia hampir 63 juta, namun provider layanan pembiayaan online atau fintech P2P syariah yang sudah resmi terdaftar di OJK jumlahnya masih sangat sedikit, kurang dari 10 provider. Kami TN Kapital, ingin menjadi perusahaan venture capital yang juga dapat menjembatani para investor dengan pelaku UKM, yang memang memiliki perhatian lebih dalam sistem pembiayaan berbasis syariah,” lanjut Tiar.

Ihsan, Co-Founder TN Kapital menambahkan bahwa dari sudut pandang investasi, ALAMI menawarkan banyak keuntungan bagi para funder atau investornya, yang tentunya masih dalam prinsip syariah. Pendana ALAMI akan mendapat ujrah (imbal hasil) atas jasa yang mereka berikan kepada UKM. Tenor pembiayaan pada ALAMI pun dimulai dari 1 hingga 6 bulan, waktu yang relatif lebih singkat untuk menuai pendapatan dibandingkan dengan beberapa literasi investasi. “Dengan modal atau biaya investasi yang bisa dimulai dari Rp 1 Juta, ALAMI memberikan keuntungan yang cukup menjanjikan. Mulai dari rata-rata imbal hasil sebesar 14%-16% tergantung pada hasil credit scoring, sampai tenor yang relatif lebih singkat dibandingkan dari deposito. Pembiayaan peer-to-peer financing syariah juga memiliki keunggulan lebih dari segi kepastian dibandingkan dengan return instrument reksa dana per tahun, mengingat return investment reksa dana yang fluktuatif karena dipengaruhi oleh kinerja pasar,” tambahnya.

Sebagai informasi, ALAMI adalah perusahaan teknologi finansial atau fintech dengan model bisnis financial marketplace yang mengusung konsep pembiayaan syariah untuk UKM. Melalui platform digital dan afiliasi dengan berbagai institusi keuangan syariah ternama, ALAMI memberikan akses kepada UKM untuk mendapatkan pembiayaan yang cepat, mudah, aman dan membawa berkah demi mewujudkan mimpi-mimpi mereka dalam membangun bisnis.