Petani Tebu Akan Jadi Salah Satu Pemegang Saham di Perusahaan BUMN

Oleh : Hariyanto | Jumat, 10 Maret 2017 - 10:56 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Petani tebu akan menjadi salah satu pemegang saham di pabrik gula (PG) milik PT Perkebunan Nusantara. Hal tersebut di sampaikan oleh Deputi Bidang Usaha Agro dan Farmasi Wahyu Kuncoro saat bincang dengan media di Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (9/3/2017).

"Ide dasarnya pertama kali ketika bu Menteri BUMN Rini Soemarno ke PG Asembagus di Situbondo, Jawa Timur. Pak bupati dan para petani menyampaikan kepada bu menteri di mana antusias para pemuda di Tapal Kuda bahwa Situbondo, Bondowoso, Banyuwangi, dan Jember di mana basis santrinya sangat kuat dan mereka termasuk minded tanam tebu," kata Wahyu.

Ia menjelaskan, di wilayah Jember, terdapat empat PG, yakni PG Asembagus, PG Panji, PG Wringinanom, serta PG Olean. Dari empat PG tersebut, hanya PG Panji dan Asembagus yang akan dipertahankan dan dua PG lainnya ditutup.

"Nah, ada pertanyaan bagaimana jika dua PG (Panji dan Asembagus) tidak mencapai kebutuhan? Ibu menteri bilang kalau PG tidak mencukupi, maka akan kita buat satu PG baru di mana PG ini dimungkinkan para petani duduk sebagai pemegang saham. Inilah ide pertama kali," paparnya.

Oleh sebab itu, pemerintah meminta Danareksa Sekuritas untuk mendesain model bisnis kepemilikan saham para petani tersebut.

"Apakah memang lebih simple petani masing-masing punya (saham) atau petani berkelompok dan kelompok tani itu yang punya saham," jelasnya.

Pada kesempatan serupa, Direktur Keuangan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Erwan Pelawi menambahkan, rencana pemberian saham kepada petani gula akan menguntungkan kedua belah pihak. Selain petani punya rasa kepemilikan (sense of belonging), kinerja perusahaan juga semakin kuat.

"Seperti Federal Land Development Authority (FELDA) di Malaysia di mana pemerintah Malaysia membuat perusahaan untuk menangani petani gula dan dikelola secara korporasi," ujar Erwan.

Ia mengisyaratkan, PTPN yang memiliki PG akan membuat anak perusahaan. Para petani akan menjadi pemegang saham di anak perusahaan tersebut.

"Namun, model bisnisnya harus kita lihat dulu, apakah kita mau seperti Malaysia atau bagaimana," ujarnya. (Hry/Imq)