INDUSTRY.co.id - Jakarta, Tahun ini, PT Saranacentral Bajatama Tbk (BAJA) menargetkan pendapatan senilai Rp1,3 triliun, hal ini karena didukung cerahnya penjualan dan kenaikan harga baja.

Direktur Utama PT Saranacentral Bajatama Tbk, Handaja Susanto menilai, saat ini pemerintah mulai serius dalam membatasi peredaran baja impor.

"Kami melihat, pemerintah mulai serius membatasi peredaran baja impor. Kalau pemerintah sudah membatasi, konsumen akan beralih produk lokal," kata Handaja Susanto kepada pers di Jakarta, Kamis (9/3/2017).

Saat ini, BAJA memiliki pabrik di Karawang Timur, Jawa Barat dengan luas 11 hektare (ha). Pabrik tersebut memiliki kapasitas produksi 12.000 ton per bulan, rinciannya, 6.000 ton untuk galvanis dan 6.000 ton saranalum per bulan, adapun 2.000 ton hingga 3.000 ton lain digunakan untuk produk coloring.

Agar kinerja mesin pabrik optimal, tahun ini BAJA berencana merekondisi mesin untuk menambah kapasitas produksi secara bertahap dengan mengucurkan capital expenditure sekitar US$6 juta.

"Perseroan ingin menambah kapasitas produksi saranalum menjadi 8.000 ton sampai dengan 9.000 ton per bulan. Kapasitas tersebut akan maksimal operasionalnya pada pertengahan tahun depan," tutur Handaja.