Bank Mandiri Terus Mendukung Kesejahteraan Petani Kelapa Sawit

Oleh : Herry Barus | Jumat, 10 Maret 2017 - 08:21 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta-Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, Bank Mandiri berkomitmen untuk mendukung berbagai kebijakan dan aturan baru yang akan dikeluarkan pemerintah terkait upaya optimalisasi kesejahteraan petani kelapa sawit.

Salah satunya, melalui program pembiayaan yang terintegrasi dari hulu ke hilir dalam mendukung pertumbuhan industri sawit nasional.

"Pihaknya telah mengimplementasi program pembiayaan kepada petani plasma binaan dengan pola kemitraan bersama perusahaan sawit berskala besar. Pola kemitraan ini dinilai cukup efektif untuk membantu petani mendapatkan akses pendanaan jangka pendek," ungkap Kartika di Jakarta (9/3/2017).

Kartika menambahkan, konsep kemitraan yang kita tawarkan berupa skema KUR. Terkait pembiayaan KUR, perlunya penetapan biaya preplanting. Dalam komponen KUR yg ada saat ini, belum ada komponen living cost, karena dalam waktu tanam petaninya tidak punya penghasilan.

"Skema KUR ini bukan hanya yang petani individual, tapi juga untuk petani swadaya juga," tambahnya.

Seperti diketahui, Bank Mandiri telah lama terlibat dalam pendanaan bagi pengembangan industri sawit nasional. Hingga saat ini, outstanding kredit di sektor perkebunan kelapa sawit (on farm) mencapai Rp 48,97 triliun atau sebesar 8,54 persen dari portofolio kredit Bank Mandiri.

Potensi industri kelapa sawit Indonesia tergolong besar. Berdasarkan data GAPKI, produksi minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) nasional tahun lalu mencapai 31,5 juta ton dan minyak inti sawit (palm kernel oil/PKO) sebesar 3 juta ton sehingga total keseluruhan produksi minyak sawit Indonesia adalah 34,5 juta ton.

Adapun, harga CPO global sepanjang 2016 rata-rata sebesar US$ 700 per metrik ton atau naik 14 persen dibanding harga rata-rata pada 2015.

Di sisi lain, ekspor minyak sawit Indonesia (CPO dan turunannya) tercatat sebesar 25,1 juta ton tahun lalu, dan menyumbangkan devisa senilai US$ 18,1 miliar.