Tutut Soeharto: YHK dan YDGRK Terus Berbakti untuk Indonesia

Oleh : Amazon Dalimunthe | Sabtu, 24 Agustus 2019 - 14:00 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta-., Dua Yayasan yang dulu pernah didirikan oleh keluarga mantan Presiden RI ke 2, HM. Soeharto yakni Yayasan Harapan Kita (YHK) dan Yayasan Dana Gotong Royong Kemanusiaan (YDGRK)  sama sama berulangtahun, 23 Agustus 2019 kemarin. YHK berusia 51 tahun, sedangkan YDGRK berusia 33 tahun.

Memaknai ulang tahun tak hanya merenungkan saja, tapi juga mewujudkan lebih kongkret lagi segala apa yang dicita-citakan. Demikian yang dilakukan Yayasan Harapan Kita (YHK) dan Yayasan Dana Gotong Royong Kemanusiaan (YDGRK) yang pada tanggal 23 Agustus 2019 ulang tahunnya.

Dua yayasan sosial tersebut menjadi penanda dan jejak pengabdian almarhumah ibu Tien Soeharto kepada masyarakat Indonesia. Keduanya seiring sejalan dalam mewujudkan lebih kongkret lagi segala apa yang dicita-citakan, yakni melaksanakan bakti untuk Indonesia. 

“Pada hari ini, 51 tahun lalu almarhumah ibu Tien mendirikan Yayasan Harapan Kita. Di hari ini pula, 33 tahun lalu, beliau mendirikan Yayasan Dana Gotong Royong Kemanusiaan. Tekad beliau tegas, jangan pernah kita dikalahkan oleh penderitaan tanpa berupaya melawannya sekuat tenaga, “ kata Hj. Siti Hardiyanti Rukmana – Ketua Umum YHK dan YDGRK dalam sambutannya, di acara tasyukuran milad kedua organisasi sosial tersebut di Aula Granadi, Gedung Granadi Lt Dasar Jl. HR Rasuna Said Kav 8-9, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (23/8/2019).

Perempuan kelahiran Jakarta, 23 Januari 1949, yang akrab disapa dengan nama Mbak Tutut itu menyebut dengan modal awal Rp. 100.000,00 (seratus ribu rupiah) pada masa itu, yang disisihkan ibu Tien dan ibu Zaleha ibnu Sutowo, dari kas rumah tangga. “Mereka menggerakkan Yayasan Harapan Kita. Kini setelah 51 tahun, kita bisa menyaksikan sendiri perkembangan yang terjadi atas dedikasi mereka, “ ungkap Mbak Tutut.

Menurut Mbak Tutut, yayasan ini telah berhasil membangun sekian banyak rumah sakit, seperti di antaranya, Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita, Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, dan sebagainya. “Juga bukan karena yayasan sukses  membangun berbagai sarana kebudayaan, pendidikan hingga kesehatan seperti Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Perpustakaan Nasional, hingga Taman Anggrek Indonesia Permai, ” papar Mbak Tutut.

Namun kita dapat menjadi saksi, lanjut Mbak Tutut, bagaimana Yayasan Harapan Kita berhasil mengurangi ketergantungan warga Indonesia berobat ke luar negeri. “Yayasan Harapan Kita bertekad kuat sebagaimana keinginan ibu Tien sebagai pendirinya membela kesehatan rakyatnya. “Sejak awal berdirinya, Yayasan Harapan Kita menegaskan bahwa bagi yang ekonominya tidak mampu, meskipun mengalami gangguan jantung, tetap harus diselamatkan dengan mekanisme cross subsidi, “ Mbak Tutut membeberkan.

Sementara Yayasan Dana Gotong Royong Kemanusiaan, kata Mbak Tutut, rentang waktu 33 tahunnya telah menunjukkan berbagai pengabdian kepada warga negara yang terkena  bencana. “Kami selalu hadir di mana rakyat menderita karena bencana. Tak hanya sekali. Pada bencana yang baru saja terjadi, yakni tsunami di pesisir Banten dan Lampung, akhir tahun 2018 hingga awal 2019 lalu, saya sendiri terlibat. Sedikitnya dalam dua kali kedatangan,“ kenang Mbak Tutut.

“Kami datang bukan hanya memberi apa yang bisa kami berikan. Namun kami datang untuk memberi harapan sekaligus menegaskan masih kuatnya tali persaudaraan kita sebagai anak bangsa. Lebih jauh lagi, sebagai sesama manusia, makhluk Allah yang diikat dengan rachmaan dan rachiim-Nya, “ tutur Mbak Tutut penuh rasa syukur.

Mbak Tutut menyampaikan bahwa begitu banyak harapan baik untuk Bangsa dan Negara ini, yang selamanya menjadi tantangan yang meletupkan visi, karsa, karya kita semua untuk mewujudkan Indonesia yang sejahtera dan bahagia. “Semua itu tentu untuk kita bersama dalam Yayasan Harapan Kita maupun dan Yayasan Dana Gotong Royong Kemanusiaan (YDGRK) dalam melaksanakan bakti untuk Indonesia, “ pungkas Mbak Tutut. (AMZ)