Ki Manteb Soedarsono Tampil Pada Perayaan HUT Ke-44 SENAWANGI

Oleh : Herry Barus | Minggu, 18 Agustus 2019 - 06:02 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta-Dalam rangka ulang tahun ke 44 Sena Wangi Menggelar Pagelaran Wayang Kulit semalam suntuk dengan menghadirkan dalang kondang Ki Manteb Soedharsono dengan menyuguhkan lakon Sri Sadana. Updi Gedung Pewayangan Teater Kautaman, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Jum’at (16/08/2019).

"Sesuai tuntutan zaman, kesenian Wayang harus dikembangkan secara inklusif. Lebih terbuka terhadap nilai-nilai baru yang lebih mudah diterima masyarakat tanpa meninggalkan nilai-nilai filosofis yang dibawanya. Masalah pencegahan, pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran narkoba misalnya, pesannya dapat disisipkan saat pertunjukan Wayang,” ujar Ketua Bidang Humas Sena Wangi Eny Sulistyowati.

Sementara  Ketua  Umum Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia Drs. Suparmin Sunjoyo, mengatakan Kehadiran komunitas dan berbagai kantong budaya menjadi npenting dan urgen sebagai katalisator kebudayaan; penguat ketahanan dan identitas kebangsaan.

       

“Sudah lama negeri kita dikenal sebagai bangsa yang kaya budaya. Keragaman budaya dengan corak multikultur-nya sudah menjadi brand mengagumkan. Pada titik inilah sebuah komunitas budaya yang sekaligus sebagai salah satu pemangku kebudayan bisa mengambil peran,” ujar Suparmin Sunjoyo, kepada wartawan di acara syukuran Hari Ulang Tahun Ke-44 SENA WANGI, di Gedung Pewayangan Teater Kautaman, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Jum’at (16/08/2019).

SENA WANGI kini genap berusia 44 tahun (12 Agustus 1975 – 2019). Momentum ulang tahun ini menurut Suparmin, dapat menjadi ingatan bagi para penggiat budaya untuk terus menampilkan entitasnya sebagai elemen humaniora yang mampu menumbuhkan kepekaan nurani

Sebagai lembaga konservasi, preservasi, dan inovasi seni pewayangan, lanjut Suparmin, SENA WANGI telah melakukan berbagai langkah. “Oleh karena itu, karya kesenian setidaknya dapat menjadi mata rantai ikon peradaban bangsa yang santun, terhormat, dan bermartabat. Dalam skala mikro para pelaku seni dan budaya agaknya perlu sigap menangkap berbagai momen globalisasi,” ujarnya lagi. 

Eny menambahkan  pengurus SENA WANGI telah melakukan berbagai kegiatan. Upaya tersebut diantaranya menjalin kerjasama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN), melakukan sosialisasi Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN).

 Pengurus SENA WANGI, lanjut Eny, terus berupaya bagaimana mengenalkan kesenian Wayang di kalangan anak muda atau ’kids zaman now’, baik dari segi konten maupun konteksnya. “Budaya adiluhung ini dapat dikenal, diturunkan, dan diwariskan kepada masyarakat, terutama generasi muda,” ujarnya.

 Pencapaian SENA WANGI lainnya, kata Eny, adalah pengakuan Negara dan penetapan tanggal 7 November sebagai ‘Hari Wayang Nasional’ yang telah ditanda tangani Presiden Republik Indonesia, Ir. H. Joko Widodo.

“Pengakuan ini merupakan perjuangan panjang SENA WANGI. Dari mulai proses pengusulan (tahun 2001-2003), hingga penerimaan penghargaan UNESCO, Wayang Indonesia sebagai _a asterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity_ di Paris tanggal 7 November 2013. Maka tanggal itulah yang kemudian kami usulkan sebagai Hari Wayang Nasional,” terang Eny.    .

Perayaan HUT Ke-44 SENA WANGI, lanjut Eny, menjadi momentum pihaknya untuk kembali meresume apa yang sudah dan belum dilakukan SENA WANGI. Antara lain, penetapan renstra (rencana strategis), jangka panjang pengembangan pewayangan Indonesia, tahun 2010 hingga tahun 2030.      

SENA WANGI juga telah mendorong terbentuknya sejumlah organisasi pewayangan, antara lain; PEPADI (Persatuan Pedalangan Indonesia), APA (ASEAN Puppetry Association)_ Indonesia, UNIMA (Union Internationale de la Marionnette) Indonesia, dan PEWANGI (Persatuan Wayang Orang Indonesia). 

     

BBM“SENA WANGI secara aktif mengikuti Festival Wayang Internasional, serta menerbitkan berbagai buku dan ensiklopedi Wayang Indonesia. Secara berkala SENAWANGI juga menyelenggarakan pergelaran; Teater Wayang Indonesia (TWI), dan Festival Wayang Indonesia (FWI) setiap tahun,” papar Eny.

Yanto HS, AH, MM mengatakan “Esensi makna yang tersirat dalam cerita ini sangat relevan dengan budidaya pangan dan kesuburan tanah Nusantara. Pentingnya perbaikan dan peningkatan perekonomian nasional melalui pangan. Selain perayaan HUT Ke-44 SENA WANGI, pergelaran wayang ini sekaligus dalam rangka memperingati HUT Ke-74 Republik Indonesia,” ujar Yatto HS, SH., MM, selaku Ketua Pelaksana Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-44 SENA WANGI.

Pergelaran wayang kulit yang diselenggarakan kerjasama antara SENA WANGI, PEPADI, Gedung Pewayangan, dan Yayasan Putro Pendowo ini, ditayangkan _life streaming_ serta ditonton langsung oleh warga dunia di 26 Negara.

“Bukti seni Wayang masih dicintai anak muda, malam ini ikut nonton para *Penggemar Sejati Manteb Sudarsono (PSMS) yang berdatangan dari seluruh Indonesia,” ujar Eny menambahkan.

Hadir di acara ini para dalang, seniman, budayawan, serta pejabat terkait, antara lain; Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Didik Suhardi, Ph.D, mewakili Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Turut hadir Dr. Ir. Pamuji Lestari, M.Sc (Asisten Deputi Warisan Budaya Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI), Komjen Pol. Drs. Heru Winarko, SH, (Kepala Badan Narkotika Nasional), Mayor Jenderal  TNI (Purn) Drs. Hendardji Sopeandji SH, (Ketua Umum Komite Seni Budaya Nusantara).