Wujudkan Ketahanan Pangan di Perbatasan, Ini 6 Rekomendasi Kadin

Oleh : Ridwan | Selasa, 16 Juli 2019 - 16:45 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia sebagai kumpulan para pengusaha yang beroperasi di seluruh wilayah Nusantara termasuk wilayah perbatasan, mengajak dan mendorong semua pihak turut berpartisipasi aktif didalam membangun ekonomi, pertanian dan pangan di wilayah perbatasan dalam mendukung ketahanan pangan nasional. 

"Pembangunan ekonomi dan pangan di wilayah perbatasan itu penting, bukan hanya untuk ketahanan ekonominya saja tetapi juga ketersediaan pangan bagi masyarakat di wilayah perbatasan," ungkap Ketua Komite Tetap ICT Agribisnis Kadin, Andi B. Sirang di Menara Kadin Indonesia, Jakarta (16/7/2019).

Menurutnya, penguatan perekonomian masyarakat diperbatasan akan memperkuat pertahanan nasional. 

"Dimulai dari perkuatan ketahanan pangan di wilayah perbatasan juga akan sangat mendukung pemerintah di dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional, yang kemudian akan memperkuat pula pertahanan nasional NKRI di wilayah perbatasan," terangnya.

Andi juga memaparkan beberapa rekomendasi dari Kadin untuk mendorong terciptanya ketahanan pangan di perbatasan, antara lain pertama, direkomendasikan agar Badan Nasional Pengelolaan Perbatasan (BNPP) untuk mengikut sertakan semua unsur masyarakat yang peduli kepada ketahanan pangan nasional, termasuk didalamnya Kadin Indonesia yang merupakan induk dunia usaha dan satu-satunya tempat bersinerginya para pengusaha.

Kedua, perkuatan infrastruktur wilayah perbatasan agar diprioritaskan dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi dan pangan diwilayah perbatasan.

Ketiga, mengingat pemerintah dan pengusaha di daerah perbatasan yang lebih tahu situasi dan kondisi wilayah perbatasan masing-masing, maka sudah seharusnya peran Pemerintah Daerah dan Kadin di daerah itu berperan dominan di dalam pembangunan ekonomi dan pangan di Wilayah Perbatasan.

Keempat, pembangunan pangan dan pertanian di wilayah perbatasan meliputi semua sub-sektor yaitu tanaman pangan yang meliputi tanaman padi, pajale dan aneka umbi dan aneka kacang; tanaman hortikultura berupa antara lain: tanaman buah-buahan, sayuran, tanaman obat dan tanaman bunga serta tanaman hias lainnya; peternakan besar dan kecil perlu digalakkan untuk memberikan pendapatan dalam waktu yang relatif singkat. 

Selanjutnya, perikanan baik perikanan tangkap dan perikanan budidaya perlu pula diprioritaskan, terutama di wilayah perbatasan kepulauan yang perbatasannya umumnya pantai dan laut. Serta tanaman perkebunan, termasuk didalamnya: kelapa sawit, kakao, kopi, teh, tanaman rempah dll, perlu dikelola secara menguntungkan rakyat setempat.

Kelima, dari pengalaman pembangunan ekonomi, pertanian dan pangan di wilayah lain di Indonesia yang tambal sulam, maka sedini mungkin perencanaan pembangunan ekonomi dan pangan di wilayah perbatasan sudah melalui telaahan yang mendalam dan berdasarkan data dan kondisi serta potensi masing-masing wilayah perbatasan.

Hendaknya memperhatikan para pelakunya yaitu para petani dan penduduk di wilayah perbatasan masing-masing. Mengingat pula setiap wilayah perbatasan memiliki kreteria berbeda-beda, maka pendekatannya dalam pembangunan ekonomi dan pangan di wilayah perbatasan berpedoman kepada pendekatan wilayah.

Keenam, perkuatan kelembagaan petani dan masyarakat di wilayah perbatasan menjadi sangat penting, agar hasil pembangunan ekonomi dan pangan di wilayah perbatasan tersebut bisa berkesinambungan.

Bentuk-bentuk kelembagaan ekonomi petani dan masyarakat, seperti BUMP-Badan Usaha Milik Petani, BUMR-Badan Usaha Milik Rakyat, dan Koperasi di wilayah perbatasan perlu disosialisasikan dan dibentuk. 

Khusus untuk Koperasi hendaknya Koperasi berdasarkan komoditas yang dipusatnya dibentuk Gabungan Koperasi yang tugasnya mencarikan Modal dan Pasar bagi anggotanya.