Menperin: Hubungan Kerja Sama Indonesia-Korea Selatan Makin Mesra

Oleh : Ridwan | Rabu, 26 Juni 2019 - 20:30 WIB

INDUSTRY.co.id - Korsel - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengungkapkan, saat ini Indonesia juga sudah mulai bertranformasi dari ekonomi berbasis komoditas menjadi manufaktur bernilai tambah tinggi seperti Korea Selatan.

"Kami belajar dari Korea Selatan sebagai negara yang sukses mentransformasi dirinya menjadi negara industrial sekaligus pusat jasa. Samsung, Hyundai, maupun LG sekarang bertransformasi menjadi merek global yang diakui," kata Airlangga usai menerima penghargaan di Korea Selatan, Rabu (26/6) waktu setempat.

Airlangga menyebut, pada triwulan I tahun 2019, sektor manufaktur Indonesia berkontribusi 22,7% terhadap total investasi, atau senilai USD134,9 miliar. Kemudian, di sektor lain, inisiatif pembangunan klaster industri baru di Sulawesi Tengah menjadi sangat sukses, ini merupakan buah dari upaya Kemenperin mendorong lebih banyak industri hilir untuk meningkatkan nilai dari mineral dasar seperti nickel ore.

Di sektor otomotif, Indonesia merupakan pemain penting. Dengan kedatangan teknologi baru seperti kendaraan listrik atau hybrid, kesempatan di masa depan terbuka lebar. Dengan kebijakan yang sesuai, wilayah kami memiliki potensi menjadi manufacturing hub bagi global supply chain. Untuk mengambil keuntungan ini, Indonesia mengambil beberapa langkah yang sejauh ini berhasil. 

"Investasi Korea di Indonesia penting untuk mendukung kinerja Indonesia. Saya harap hubungan produktif ini dapat berlangsung hingga tahun-tahun mendatang," imbuhnya.

Airlangga mengatakan, pada sektor bisnis dan ekonomi secara umum, Indonesia dan Korea Selatan telah membuat banyak kemajuan. Beberapa kerja sama strategis yang sudah dilakukan meliputi joint task force untuk mempromosikan kerja sama ekonomi. 

Kedua negara juga bersiap mendirikan Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement di 2019 yang menargetkan perdagangan bilateral hingga USD30 Miliar pada 2022 mendatang.

Selanjutnya, dibentuk juga Korea-Indonesia Technology Cooperation Center untuk mempromosikan kerja sama lebih lanjut antara kedua negara dan untuk mendukung perusahaan-perusahaan Korea di Indonesia di area teknologi industri, melaksanakan riset dan program pembangunan bersama, dan semacamnya.

Hasilnya, Korea secara konsisten menjadi negara investor lima besar dalam lima tahun terakhir, dengan investasi di sektor industri baja, permesinan, karet dan plastik, kayu, kimia, dan elektronika. Di sisi lain, terdapat penambahan impor dari Korea di beberapa tahun terakhir, dengan total USD9,5 Miliar pada 2018. 

"Produknya antara lain mineral dan bahan bakar, besi dan baja, mesin elektronik, peralatan dan komponen, permesinan, plastic, karet, dan tekstil rajutan," tuturnya.

Selain itu, sejak 2016, Kemenperin aktif berkolaborasi dengan perusahaan Korea, terutama di sektor industri pengolahan, energi, dan infrastruktur. Hasilnya, beberapa perusahaan memutuskan meningkatkan investasinya, seperti Lotte Chemicals yang mengembangkan investasinya di Cilegon sebesar USD4 Miliar.

"Kebijakan kami dalam memperdalam struktur industri didukung oleh perusahaan-perusahaan Korea. Saat ini kami meningkatkan kerja sama di industri stainless steel, terutama untuk Indonesia bagian timur. Making Indonesia 4.0 menarik industri otomotif dari Korea. Kami berharap Indonesia bisa menjadi manufacturing hub penting di Asia," jelasnya.

Sementara itu, di bidang riset dan ilmu pengetahuan, Pemerintah RI menjalin MoU kerja sama industri dengan Korean Ministry of Trade, Industry and Energy. Hal tersebut untuk mendukung inovasi dan riset. Lalu, memulai MoU dengan National Research Council of Economics, Humanities, and Social Sciences. Tipe kolaborasi di bidang riset dan inovasi merupakan kunci untuk masa depan. 

"Tren ekonomi global berubah menjadi knowledge-based economy (berbasis pengetahuan) sehingga merupakan suatu kebutuhan bagi kita untuk belajar satu sama lain dan menguasai teknologi industri generasi selanjutnya," sambungnya.

Airlangga menambahkan persahabatan Indonesia-Korea Selatan secara formal dimulai pada 1966 saat Korsel membuka konsulat pertama di Indonesia. Kerja sama lain dilakukan di bidang pendidikan, kebudayaan dan kesenian. 

Bahkan sekolah Korean International School yang berdiri sejak 1975 di Jakarta menjadi sekolah yang terbesar di Asia Tenggara. Begitu pula dengan musik KPop yang mempunyai basis fans besar di Indonesia.