Bahana Sekuritas: Saat yang Pas untuk Kembali Masuk ke Pasar Keuangan Indonesia

Oleh : Herry Barus | Senin, 27 Mei 2019 - 09:00 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Selama empat bulan pertama tahun ini, beberapa indicator perekonomian belum memperlihatkan perkembangan yang menggembirakan. Selama kuartal pertama, perekonomian tumbuh hamper sama dengan periode yang sama tahun lalu, neraca perdagangan hingga akhir April kembali memcatat defisit.

Melihatpertembangan domesitik yang terjadi saatini, menurut Direktur Utama Bahana Sekuritas Feb Sunandar, sebenarnya saat ini adalah saat yang pas untuk kembali masuk ke pasar keuangan Indonesia karena return dan gain yang ditawarkan Indonesia masih lebih baik dibandingkan negara lain dengan prospek perekonomian jangka menengah-panjang cukup menjanjikan terutama didukung oleh konsumsi rumah tangga.

Hal inilah yang mendorong Bahana terus berupaya melengkpi beberapa produknya yang ada di pasar saham maupun non pasar saham yang diperuntukkan bagi koperasi maupun retail. Sebagai investor memiliki instrument keuangan dan investasi yang beragam dan bisa melakukan perubahan alokasi saat diperlukan.

“Pasar saham memiliki tekanan, investor bisa mencarikan pendanaan atau berinvestasi di obligasi pemerintah maupun korporasi yang memikiki prospek positif,”ujar Feb belum lama ini.

Kuartal pertama2019, Bahana berhasil mengantarkan Exim Bank, Maybank dan PLN mencari pendanaan mea;ui penerbitan obilgasi dan sukuk dengan total sekitar Rp7,75 Triliun. Bahana juga ditujuk sebagai konsultan keuangan dan transaksi penjualan nak usaha PT Rajawali Nusantara Indonesia.

“Di sisa tahun ini, kami perkirakan akan lebih banyak korporasi yang mencari pendanaan baik dengan menerbitkan saham ataupun obligasi untuk menopang ekspansi usaha, “ujat Feb.

“Kami sangat  berharap Otoritas Jasa Keuangan bisa menjaga keadaan tetap kondusif dan aman bagi semua pemain di pasar modal melalui regulasi yang  adil bagi semua pihak,” tambahnya.

Bahana memperkirakan hingga akhir tahun akan ada potensi penerbitan bonds lebih dari Rp 20 triliun, penerbitan medum term notes diperkirakan mencarai Rp 7 triliun, 4 korporasi berencana menjual saham perdana serta rencana aksi merger dan akuisisi (M&A) masih akan berlanjut.

Sementara itu menurut Kepala Riset Bahana Sekuuritas Lucky Ariesandi, prospek pasar saham Indonesia masih cukup menjanjikan sepanjang tahun ini, meski selama kuartal pertama dan beberapa hari terakhir mengalami tekanan akibat aksi demo yang memprotes hasil Pilpres, namun koresi ini diperkirakanhanya sementara.

Anak usha Badan PembiayaanUsana Indonesia (BPUI) ini memperkirakan, indeksi sampai akhir tahun akan berada pada kisaran 6.600-6.800, yang masih akan dipengaruhi oleh kondisi perekonomian global dan domestic. Perkiraan ini sejalan dengan proyeksi Bahana atas pendapatan korporasi yag diperiraakan akan tumbuh seitar 13% pada tahun ini.

“Pendapatan korporasi bisa saja terkoreksi 10%-11%, pada tahun ini, bila perang dagang yang berlanjut mempengaruhi kinerja perusahaan di sektor komoditas dan tekstik, “pungkas Lucky.