Obyek Vital Nasional Dorong Kelancaran Ivestasi Kawasan Industri Morowali

Oleh : Ridwan | Minggu, 05 Maret 2017 - 03:05 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta-Menperin menyatakan, kawasan industri Morowali turut mendorong langkah pemerintah dalam program hilirisasi yang bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah bahan baku mineral di dalam negeri.

"Oleh karena itu, di kawasan ini difokuskan pada pembangunan industri pengolahan dan pemurnian mineral logam atau smelter dengan bahan dasar nikel," ungkap Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto di Jakarta (3/3/2017).

Perkembangan pembangunan industri smelter nikel dan fasilitas pendukung lainnya di kawasan industri Morowali, antara lain telah beroperasinya industri smelter feronikel PT Sulawesi Mining Investment yang berkapasitas 300 ribu ton per tahun sejak Januari 2015.

Pabrik ini didukung oleh satu unit PLTU dengan kapasitas 2x65 MW. Pada tahun 2015, perusahaan telah menghasilkan nickel pig iron (NPI) sebanyak 215.784,11 ton per tahun.  
Menperin menambahkan, sejak Januari 2016, telah beroperasi industri smelter feronikel PT Indonesia Guang Ching Nickel and Stainless Steel Industry dengan kapasitas 600 ribu ton per tahun dan didukung oleh satu unit PLTU berkapasitas 2x150 MW. Pada awal 2016, perusahaan mencatatkan produksi sebanyak 193.806 ton.

Sebagai tahap lanjutan dari PT. Indonesia Guang Ching Nickel and Stainless Steel Industry, saat ini juga telah dilakukan commissioning test pabrik stainless steel dengan kapasitas 1 juta ton per tahun.  

Selain itu, terdapat pula industri smelter feronikel PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel dengan target kapasitas 600.000 ton per tahun dan stainless steel sebanyak 1 juta ton per tahun yang tahap pembangunannya saat ini mencapai 60 persen.

"PT. Indonesia Ruipu Nickel and Chrome yang merupakan smelter Chrome juga masih dalam tahap pembangunan dengan progress 60 persen, yang diharapkan pada awal tahun 2018 pabrik ini dapat mulai berproduksi," tambah Airlangga.

Industri smelter lainnya, yakni PT. Broly Nickel Industry. Pabrik Hidrometalurgi ini memiliki kapasitas nickel matte sebanyak 2 ribu ton per tahun, yang akan dikembangkan menjadi 8 ribu ton per tahun nikel murni sedang dalam uji coba produksi.

Di sisi lain Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin, Harjanto menyampaikan, kawasan yang dikelola oleh PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) tersebut juga meminta agar ditetapkan sebagai obyek vital nasional. Diharapkan, status tersebut dapat memberikan jaminan keamanan dan kelancaran bagi investasi dan kegiatan produksi industri, termasuk perlindungan para karyawan.

"Karena investasi mereka cukup besar. Misalnya untuk investasi produksi carbon steel sebanyak 4-5 juta ton per tahun, diprediksi mencapai USD 4-5 miliar," ungkap Harjanto.