Peran Strategis Kawasan Industri Dongkrak Ekonomi Nasional

Oleh : Ridwan | Selasa, 16 April 2019 - 10:10 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian terus menggenjot program hilirisasi industri guna meningkatkan perekonomian yang merata di setiap daerah. Dalam hal ini, pengembangan kawasan industri dinilai punya peran penting dan strategis dalam menyokong pembangunan ekonomi nasional. 

Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri (HKI) Sanny Iskandar mengatakan, pengelola dan pengembang kawasan industri turut membantu program hilirisasi industri manufaktur yang dicanangkan oleh pemerintah dengan memberikan fasilitas yang ada di dalam kawasan.

Menurutnya, program hilirisasi industri bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya alam (SDA) yang ada dan meningkatkan serapan tenaga kerja. Hilirisasi industri juga diarahkan untuk meningkatkan ekspor sehingga menambah devisa negara.

"Dengan kata lain, peran kawasan industri menjadi sangat penting dan strategis untuk pembangunan ekonomi, khususnya bagi industri manufaktur," kata Sanny di Jakarta (15/4).

Seperti diketahui saat ini, industri manufaktur mampu memberikan kontribusi kepada Produk Domestik Bruto (PDB) nasional sebesar 20 persen. Dari capaian 20 persen tersebut, Indonesia menempati peringkat kelima di antara negara G20. Posisi Indonesia berada setelah China, dengan sumbangsih industri manufakturnya mencapai 29,3
persen. Kemudian, disusul Korea Selatan (27,6%), Jepang (21%) dan Jerman (20,7%).

Ditambahkan Sanny, persoalan industri manufaktur menjadi tanggung jawab bersama, baik pemerintah maupun dunia usaha. Bagi pengembang kawasan industri, hal ini penting karena kewajiban yang tertuang dalam UU Perindustrian Nomor 3/2014 yang menyatakan bahwa perusahaan industri yang akan menjalankan industri wajib berlokasi di kawasan industri.

Selain itu, fasilitas yang ada dalam kawasan industri dan sekitarnya ikut memacu daya saing produk industri. Pengelola dan pengembang bertanggung jawab dalam menyediakan fasilitas jaringan telekomunikasi, logistik, listrik, pembuangan limbah, dan lainnya di dalam kawasan industri.

"Pada tahun-tahun ke depan, pembangunan ekonomi nasional akan didukung oleh pertumbuhan industri pengolahan yang harus lebih baik dari sebelumnya. Untuk itu, kegiatan investasi sektor industri harus dikemas semakin menarik dan perlu perhatian bersama, antara dunia usaha dan pemerintah," jelasnya.

Sebagai upaya mendukung pemerataan ekonomi, HKI juga mendorong anggotanya untuk mendorong industri keluar Jawa, terutama daerah-daerah yang memiliki potensi sumber daya alam, baik tambang, agro, maupun kelautan. Hingga kini, realisasi pembangunan kawasan industri masih terfokus di Jawa.

Luas kawasan industri yang sudah beroperasi di Jawa tercatat sebesar 34.050,93 hektare dan di luar Jawa sebesar 13.161,83 hektare. Adapun, luas kawasan industri di Jawa yang dalam tahap persiapan sebesar 3.523 hektare dan luar Jawa sebesar 35.320,83 hektare.

Pada 2018, sektor industri pengolahan memberikan kontribusi sebesar 19,86% terhadap produk domestik bruto (PDB), atau paling tinggi dibandingkan sektor lainnya. Sektor ini juga menjadi penggerak kegiatan ekonomi lainnya karena kehadiran industri manufaktur di suatu daerah akan memberikan multiplier effect.