Menteri PPN Ingin Kepulauan Seribu Jadi KEK Pariwisata

Oleh : Ridwan | Kamis, 11 April 2019 - 10:15 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas meminta pemerintah provinsi DKI Jakarta untuk menggenjot industri sektor jasa. Hal ini diperlukan guna menjaga sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.

Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, salah satu langkah yang bisa dilakukan ialah dengan menciptakan kawasan ekonomi khusus (KEK) pariwisata di Ibu Kota Indonesia. Dia menilai, wilayah Kepulauan Seribu dan Kota Tua potensial untuk menjadi KEK pariwisata Jakarta.

"Selain jadi financial center-nya Indonesia, Jakarta juga harus menjadi sebagai kota jasa di berbagai jasa yang bisa berkembang di Indonesia. Mengenai KEK pariwisata DKI punya satu KEK pariwisata, Pulau Seribu, dan Kota Tua," tutur Bambang di Balai Agung, Jakarta (10/4).

Menurut dia, baik Pulau Seribu dan Kota Tua memiliki potensi yang sama besarnya dengan destinasi negara di Eropa. Pasalnya, destinasi wisata ini menawarkan sejarah dan kebudayaan satu wilayah.

"Di Eropa bahkan Paris enggak boleh ada gedung lebih tinggi dari Eiffel dalam radius tertentu. Jadi yang dijual adalah kota tuanya keasrian kota itu sendiri," ucapnya.

Dengan adanya KEK pariwisata, tambah Bambang, DKI Jakarta nantinya bisa dipadukan dengan wisata pusat perbelanjaan yang sudah lama lekat dengan Ibu Kota Indonesia ini. "Potensi wisata shopping masih bisa berkembang bersama wisata tourism tadi," ucap Bambang.

Dengan adanya KEK pariwisata ini, diharapkan juga mampu meningkatkan angka investasi provinsi DKI Jakarta.

Sebelumnya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah membangun sejumlah infrastruktur untuk mendukung destinasi pariwisata unggulan Kepulauan Seribu, Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta sebagai salah satu dari 10 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) atau “Bali Baru” yang dikembangkan Pemerintah. Kawasan berupa gugusan pulau yang terletak di utara Teluk Jakarta ini kini lebih nyaman dan rapi.

Pada tahun 2017-2018, Kementerian PUPR melalui Ditjen Cipta Karya telah membelanjakan anggaran sebesar Rp 36,16 miliar untuk pengembangan daerah penyangga di KSPN Kepulauan Seribu di dua Pulau yakni Pulau Tidung dan Pulau Untung Jawa. Lingkup pekerjaan yang dilakukan yakni pembangunan Taman Arsa, Taman Sakura, dan Jalan Gertak Mangrove/Jembatan Pengantin di Pulau Untung Jawa. Sementara untuk di Pulau Tidung telah dibangun fasilitas Foodcourt, Gazebo dan Pusat Souvenir. Anggaran tersebut juga mencakup pembangunan sarana sanitasi.

Selain bagi kenyamanan wisatawan, Kementerian PUPR juga telah membangun sejumlah infrastruktur bagi warga di pulau seribu, yakni pembangunan IPAL Komunal (2017), peningkatan kualitas air bersih di Pulau Seribu (2016-2018), penyediaan prasarana TPA,TPS, dan TPS-3R (2016-2018) dan pembangunan rumah tapak 50 unit (2017).

Pada tahun 2018-2019 tengah diselesaikan pembangunan pelindung pantai Pulau Pramuka, Bidadari, dan Harapan, pembangunan IPAL di Pulau Bidadari, pembangunan Sanitasi dan Limbah (2017-2019), pembangunan Prasarana Umum dan Utilitas Rumah Umum Pulau Pramuka (2018-2019), dan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (2017-2019).

Kementerian PUPR juga membangun Jalan Gertak Mangrove dan Jembatan Pengantin di Pulau Untung Jawa yang menambah spot baru untuk wisatawan yang mengunjungi pulau tersebut. Lokasi pembangunan Jembatan Pengantin berdekatan dengan pohon pengantin di sisi utara sebelah timur Pulau Untung Jawa. 

Jembatan Pengantin ini berbentuk hati yang mengelilingi pohon pengantin. Pembangunannya dilaksanakan sejak awal 2018 lalu sebagai paket pembangunan pengembangan pariwisata Taman Arsa di sisi selatan Pulau Untung Jawa. Jembatan ini dibangun dengan bahan beton dan plastik PVC yang diyakini kuat dan tahan lama dari benturan ombak dan air laut. Di pinggir jembatan dipasangi pembatas pagar untuk keamanan pengunjung yang akan berswafoto atau sekedar menikmati pemandangan mangrove.

Pengembangan KSPN Kepulauan Seribu bertujuan untuk meningkatkan devisa nasional serta peningkatan pendapatan dan pemberdayaan masyarakat lokal. Untuk itu perlu pengembangan buffer zone (daerah penyangga) guna mendukung tourist management sebelum masuk kawasan Kepulauan Seribu.

Dengan adanya penataan kawasan dan semakin baiknya fasilitas di Kepulauan Seribu, diharapkan akan semakin banyak juga wisatawan yang berkunjung untuk mendukung target 20 juta wisatawan ke Indonesia. Disamping itu lama tinggal wisatawan di kedua desa tersebut juga diharapkan menjadi lebih lama, sehingga dapat mendongkrak perekonomian masyarakat lokal.