Kemenperin Dorong Industri Tenun dan Batik Gunakan Benang Bemberg

Oleh : Ridwan | Rabu, 20 Maret 2019 - 19:05 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) terus mendorong penyediaan bahan baku untuk industri tenun dan batik nasional.

"Tahun ini kami mulai bergeser ke hulu, kalau kemarin kita ke hilir untuk bagaimana cara memasarkan produk secara digitalisasi, sekarang kami mulai ke hulu karena yang namanya industri kecil dan menengah (IKM) itu butuh bahan baku," kata Direktur Jenderal IKMA Kemenperin Gati Wibawaningsih di Jakarta, Rabu (20/3).

Ditambahkan Gati, pihaknya telah menemukan solusi untuk bahan baku pengganti sutera. "Kalau buat IKM sutera itu kan mahal, jadi kami sudah menemukan solusi sebagai penggantinya," terangnya.

Ia menjelaskan, pihaknya telah melihat kemampuan perusahaan asal Jepang yang mampu menghasilkan bahan baku dari biji kapas (benang Bemberg) yang kualitasnya setara dengan sutera.

"Sudah ada beberapa IKM yang kita dorong untuk menggunakan benang Bemberg sebagai pengganti sutera. Ini yang akan terus kita dorong agar bisa masuk pasar," ungkap Gati.

Menurut Gati, untuk tahap awal memang penggunaan bemberg masih impor dari Jepang, karena pabriknya memang masih ada disana. "Impornya itu dalam bentuk benang yang polos putih dan benang yang sudah berwarna," imbuhnya.

Namun, lanjut Gati, pihaknya tengah mengejar perusahaan asal Jepang tersebut agar memindahkan pabrik nya ke Indonesia. "Kalau permintaannya tinggi mereka akan pindahkan pabriknya ke Indonesia, itu yang saya kejar. Karena kalau pabriknya sudah disini artinya center nya akan ada di Indonesia. Dan kalau center dan demand nya ada disini, kami bisa kejar harganya, jadi barang-barang ekspor kita akan lebih murah," papar Gati.

Hal senada juga diungkapkan oleh Pengrajin Songket Asal Palembang Zaenal Arifin Husin. Menurutnya, dengan menggunakan benang bemberg dapat mengurangi beban waktu dan biaya.

"Dengan bemberg kita bisa efisiensi waktu dan biaya. Memang dari segi harga itu mahal, tapi bila dihitung-hitung kita masih dapat keuntungannya," kata Zaenal.

Selain mampu efisiensi waktu dan biaya, tambah Zaenal, benang bemberg juga ramah lingkungan. "Sangat ramah lingkungan, jadi kami tidak perlu repot jntuk pembuangan limbahnya," pungkasnya.