Dongkrak Daya Saing, Pemerintah Perlu Berikan Insentif untuk Industri Alas Kaki dan Sepatu

Oleh : Ridwan | Rabu, 20 Maret 2019 - 10:15 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Pemerintah dinilai perlu memberikan insentif bagi investor yang ingin menanamkan modalnya untuk membangun sentra produksi bahan baku alas kaki dan sepatu Tanah Air.

Hal tersebut guna mengurangi ketergantungan pengusaha alas kaki dan sepatu Indonesia terhadap impor bahan baku yang masih cukuo besar hingga mencapai 60%.

"Saat ini memang masih belum ada pemberian insentif bagi investordi sektor alas kaki dan sepatu," kata Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih di Jakarta, Rabu (20/3).

Namun, tambah Gati, utuk meningkatkan daya saing industri alas kaki dan sepatu untuk masa depan, pemerintah perlu memberikan insentif misalnya berupa pengurangan atau pembebasan pajak.

"Jadi kalau ada industri yang mau bikin industri bahan baku di dalam negeri ya harus dikasih insentif dari pemerintah, mengingat industri alas kaki ini potensinya besar sekali," terangnya.

Dikatakan Gati, saat ini daerah yang sangat potensial untuk pengembangan industri bahan baku alas kaki yakni Magetan dan Tanggulangin Jawa Timur, Cibaduyut Bandung, Padang, dan Makassar. 

"Sejauh ini Ditjen IKMA sudah membantu memberikan mesin potong untuk kulit di Magetan. Mesin dari Itali ini punya kemampuan untuk memotong dengan minim limbah," katanya.

Gati mengatakan jika pabrik bahan baku alas kaki seperti kulit, plastik, sol, dan kain ini dibangun di Indonesia, diyakini akan mengurangi porsi impor bahan baku, setidaknya bisa turun 10%, sehingga menjadi 50% dari total kebutuhan bahan baku.

"Kalau misalnya Magetan dibangun akan sangat membantu pertumbuhan industri ini," katanya.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah terus berupaya melakukan kebijakan strategis untuk mendorong industri alas kaki di Indonesia agar semakin meningkatkan kapasitas produksinya sehingga dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri sekaligus menjadi substitusi impor atau mengisi pasar ekspor.

"Oleh karena itu, guna lebih menggenjot daya saing industri alas kaki nasional, pemerintah siap memberikan berbagai kemudahan, antara lain kemudahan akses terhadap bahan baku, peningkatan kompetensi SDM melalui pendidikan vokasi yang link and match antara SMK dengan industri, serta implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0 dalam menyongsong revolusi industri 4.0," paparnya.

Berdasarkan data yang dihimpun oleh Kemenperin menyebutkan, Indonesia saat ini sudah menjadi eksportir alas kaki terbesar ke-6 di dunia, dan menduduki urutan ke-4 sebagai produsen alas kaki di dunia setelah China, India dan Vietnam, serta menjadi negara konsumen sepatu terbesar ke-4 dengan konsumsi 886 juta pasang alas kaki pada 2017.

Tahun lalu, Indonesia mencatatkan jumlah produksi mencapai 1,41 miliar pasang sepatu atau berkontribusi 4,6% dari total produksi sepatu dunia. Pada 2018, Indonesia juga telah mencatatkan nilai ekspor sebesar US$5,1 miliar atau naik 4% dibandingkan ekspor 2017. 

Adapun saat ini jumlah industri alas kaki di Indonesia tercatat ada 18.657 unit usaha, yang 18.091 unit usaha merupakan skala kecil, sebanyak 441 unit usaha skala menengah dan 155 unit usaha skala besar. 

Dari belasan ribu unit usaha tersebut telah menyerap 795.000 tenaga kerja dan telah berkontribusi terhadap PDB nasional sebesar 0,2% pada 2018.