Tingkatkan Perekenomian Petani, Sekawan Sumber Sejahtera Beri Bantuan Pengelolaan Sengon

Oleh : Ahmad Fadli | Kamis, 28 Februari 2019 - 20:23 WIB

INDUSTRY.co.id, Jakarta- Perusahaan kayu lapis PT Sekawan Sumber Sejahtera di Temanggung, Jawa Tengah melihat bahwa pengelolaan hutan tanam rakyat merupakan salah satu cara untuk memberikan suplai bahan baku kepada industri kayu lapis di daerah.

Salah satu jenis tanaman yang dihasilkan lewat pengelolaan hutan adalah kayu sengon atau sering disebut juga dengan albasia, yang merupakan jenis pohon yang merupakan habitat asli Indonesia.

Sejak dulu, hutan Indonesia menyimpan segenap potensi yang mendukung kelangsungan hidup penduduk sekitar. Selain hutan alam yang perlu dijaga kelestariannya, keberadaan hutan tanam industri (HTI) dan hutan tanam rakyat (HTR) juga meningkatkan perekonomian rakyat jika dikelola dengan baik.

“Kami sebagai salah satu perusahaan pabrik kayu lapis di Temanggung, Jawa Tengah membutuhkan pasokan kayu yang cukup untuk mengisi kapasitas terpasang mesin-mesin pemrosesannya. Oleh karena itu, perusahaan mempunyai kegiatan dalam rangka mendorong para petani untuk menjadikan pohon sengon sebagai sumber pendapatan yang menguntungkan, dengan penyerahan bibit sengon,” kata Direktur Operasional PT Sekawan Sumber Sejahtera Budi Handoko di Temanggung, Jawa Tengah. 

Program bantuan bibit untuk petani ini bekerja sama dengan perangkat desa di Kabupaten Temanggung merupakan corporate sustainability program PT Sekawan Sumber Sejahtera yang berlangsung setiap tahun. Demikian siaran pers yang diterbitkan Kamis (28/2/2019).

Dengan demikian, kebutuhan pasokan kayu sengon akan mudah didapatkan dengan sebaran petani yang membudidayakannya di wilayah yang terjangkau ke lokasi pabrik PT Sekawan Sumber Sejahtera. Struktur dan sarana transportasi yang ada di pedesaan di Jawa juga sudah mendukung mobilitas bahan baku yang satu ini.

Sementara itu, Kepala Desa Rejosari, Temanggung, Jawa Tengah, Sriyono Budianto menyambut baik kegiatan bantuan bibit yang diberikan di desanya. 

“Kami menyambut baik program bantuan bibit ini. Di lokasi penanaman pohon sengon, petani juga bisa melakukan penanaman tumpang sari dengan tanaman kacang-kacangan dan sayuran. Ini merupakan perubahan cara pandang lama, dari menebang pohon yang ada, menggantinya dengan cara pandang baru, menanam pohon untuk ditebang kemudian,” kata Sriyono.

Menurut penuturan Hartono, kepala pabrik PT Sekawan Sumber Sejahtera, “Kayu sengon itu memiliki sifat mudah dibentuk dan mempunyai ketahanan yang baik. Produksi kayu lapis dari kayu sengon ini memberikan nilai tambah secara ekonomis dan sudah diterima oleh pasar dunia”. 

Selama ini, perusahaan kayu lapis ini sudah menjadi bank pohon, yang menyediakan bibit sengon berkualitas kepada para petani yang berminat untuk budidaya sengon, dengan petunjuk teknis untuk persemaiannya. 

Sifat tumbuhnya lurus dan padat membuat mempunyai nilai jual yang cukup tinggi dan digunakan oleh industri. Diantara 4 jenis sengon, buto, laut, solomon, dan tekek. Sengon tekek merupakan jenis yang banyak digunakan untuk pembuatan kertas dan kayu lapis.

Selain sebagai pohon peneduh, petani di Jawa sudah memanfaatkan lahan kosong atau tidak produktif dengan menanam pohon sengon untuk menghasilkan pemasukan yang lebih besar, dengan metode penanaman terbaik yang sudah diteliti oleh akademisi. 

Dibutuhkan lima tahun paling cepat sejak penanaman bibit sampai siap menghasilkan kayu sebanyak 0,8 meter kubik per pohon sengon unggulan, dengan diameter 30 cm lebih.

“Penanaman pohon sengon di Indonesia sangat diuntungkan dengan posisi di garis khatulistiwa yang memberikan limpahan sinar matahari dan air yang cukup sepanjang tahun, sehingga mempercepat waktu panen, dibandingkan negara lain yang butuh 30-40 tahun. Namun ini faktor alam yang jangan sampai membuat kita terlena, terlebih teknologi pertanian dan kehutanan bisa memberi jalan pintas bagi negara lain,” kata Direktur Operasional PT Sekawan Sumber Sejahtera Budi Handoko lagi.

Untuk pengadaan bibit sengon tersedia di sentra daerah di Pulau Jawa dan dengan tingkat kesuburan tanah yang relatif bagus , petani sudah bisa membudidayakannya di atas lahan seluas 300-500 meter persegi.

PT Sekawan Sumber Sejahtera sendiri sudah memperoleh sertifikasi dari Badan Revitalisasi Industri Kehutanan (BRIK), yang disebut dengan Timber Legality Assurance System (TLAS) atau Sistem Verifikasi dan Legalitas Kayu (SVLK). Tren penggunaan kayu lapis yang ramah lingkungan akan semakin meningkat seiring dengan kesadaran atau gaya pola konsumsi ke arah tersebut. 

Bahkan, PT Sekawan Sumber Sejahtera juga telah memperoleh MUTU certification international untuk standar emisi formal formaldehyde dan kewajiban Quality Assurance lainnya yang mengacu pada ketentuan yang dikeluarkan oleh negara bagian California, Amerika Serikat.
Produksi kayu lapis Indonesia untuk pasar ekspor pernah menjadi yang terbesar untuk pasar Amerika Serikat pada era sekitar 1987 – 1997. 

Kurangnya pasokan bahan baku bisa menyebabkan industri kayu lapis mengalami kesulitan dalam memenuhi kapasitas produksi yang stabil, yang bisa berimbas pada komitmen dengan pembeli di luar negeri dan dalam negeri. Negara dengan empat musim merupakan pasar potensial yang selalu membutuhkan pasokan kayu lapis sebagai salah satu bahan bangunan yang cukup penting.

Tahun 2018 ekspor produk kayu lapis diperkirakan sekitar 3 juta m3 dengan nilai sekitar 1,9 miliar dolar AS. Jika dibandingkan dengan masa keemasannya 20 tahun lalu, catatan tersebut turun 45 persen dari sisi nilai dan turun 63 persen dari sisi volume.

Dengan dukungan dari pemerintah dan perbankan, komponen biaya produksi dapat ditekan untuk lebih efisien dan berkembang. Regulasi yang lebih baik untuk mendukung perbankan dalam menyalurkan pinjaman modal untuk hutan tanam industri dan hutan tanam rakyat. 
Dibandingkan dengan volume produksi kayu akasia dan meranti, jumlah produksi kayu sengon masih mempunyai ruang untuk ditingkatkan dengan pelatihan intensifikasi yang diberikan kepada para petani di Jawa dan ekstensifikasi di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.

Semoga kejayaan kayu lapis Indonesia bisa diraih kembali dan pasar domestik Indonesia juga mendapat pasokan yang murah dan berkualitas dari sumber daya hutan yang dikelola secara berkelanjutan.