Tahun 2019, Kemenperin Targetkan 20 Ribu Wirausaha Baru Tercipta Lewat Program Santripreneur

Oleh : Ridwan | Kamis, 14 Februari 2019 - 19:10 WIB

INDUSTRY.co.id -Bandar Lampung, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan penumbuhan wirausaha baru melalui program santripreneur mencapai 20 ribu wirausaha dari 30 Pondok Pesantren di sepanjang tahun 2019.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih seusai membuka program Santripreneur di Pondok Pesantren Ushuluddin, Bandar Lampung, Kamis (14/2).

"Tahun 2019, kami menargetkan 30 Pondok Pesantren yang akan menghasilkan 20 ribu wirausaha baru," kata Gati.

Ditambahkan Gati, penumbuhan wirausaha baru melalui program santripreneur yang digagas oleh Kemenperin mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

"Selama periode tahun 2013 hingga tahun 2018, Ditjen IKMA telah membina sebanyak 20 pondok pesantren dengan lebih dari 3000 santri telah diberikan pelatihan produksi, serta motivasi kewirausahaan," terangnya.

Menurutnya, modal utama berwirausaha adalah bermental kuat. "Mereka (Santri) sudah punya modal itu, mentalnya kuat. Sehingga ini akan membantu bagi narasumber untuk melakukan pembinaan," imbuh Gati.

Gati menjelaskan pelaksanaan kegiatan Fasilitasi Pemasaran Digital ini merupakan bentuk komitmen Dirjen IKMA Kemenperin dalam menumbuh kembangkan wirausaha baru di lingkungan pondok pesantren atau yang dikenal dengan Santripreneur.

"kami tidak hanya memberikan ketrampilan teknis berproduksi yang baik tetapi juga memberikan fasilitas akses pemasaran utamanya melalui online atau dunia digital," Ujar Gati.

Berdasarkan data Kemenperin, di tahun 2017 sebanyak 54,68% dari populasi Indonesia (143,26 juta jiwa) telah menggunakan internet. Sebagian besar yaitu 45,14% menggunakan untuk mencari informasi harga, dan sebanyak 16,83% melakukan transaksi jual beli melalui online. Tercatat pada tahun 2018 sebanyak 24,7 juta jiwa menggunakan e-commerce dengan nilai transaksi sebesar Rp144 triliun.

Menyikapi potensi pemasaran secara daring (online) yang sedemikian besar, Ditjen IKMA sendiri telah meluncurkan program e-Smart IKM. Hingga tahun 2018, sudah lebih dari 5945 pelaku IKM dari berbagai daerah yang mengikuti workshop E-Smart IKM, dengan total nilai transaksi sebesar Rp.1.384.996.608. dan hingga tahun 2019 ditargetkan dapat mencapai total 10.000 IKM.

Menurut Gati, berdasarkan data diatas, potensi dunia digital utamanya jual beli secara online harus dimanfaatkan oleh Pondok Pesantren agar produk yang dihasilkan dapat di jual ke luar Pondok Pesantren.

"Jadi harus lebih kreatif dan inovatif, dan saya yakin para santri punya itu semua," tutup Gati.