Kemenperin Dukung Startup Go Internasional Melalui Program Akselerasi Asia Entrepreneurship Training Program Swiss

Oleh : Herry Barus | Senin, 11 Februari 2019 - 17:33 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta-Kementerian Perindustrian melalui Ditjen Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) terus mendukung dan berkomitmen dalam pembinaan startup, dengan membuka kesempatan go internasional melalui program AETP dengan melakukan pre Opening dan seminar Asia Entrepreneurship Training Program (AETP) di Ruang Garuda Kementerian Perindustrian yang dilaksanakan pada 11 Februari 2019

  “Kami berharap langkah ekspansi startup ke pasar internasional menjadi salah satu upaya peningkatan ekspor produk industri digital dan kreatif, serta memperkuat brand Indonesia sebagai negara industri kreatif dan digital,” jelas Direktur Jenderal IKMA, Gati Wibawaningsih. di sela pre opening dan seminar Asian Entrepreneurship Training Program (AETP).

Seminar yang menghadirkan pembicara dari AETP, SwissCham, dan Estubizi Network ini mengupas tentang program, peran, dan pemberdayaan startup. Gati mengatakan SwissCham yang merupakan kumpulan perusahaan Swiss yang beroperasi di Indonesia merupakan peluang bagi para startup untuk memperluas jaringan.

AETP menyelenggarakan Swiss – Indonesian Acceleration Startup Program, yang merupakan kegiatan akselerasi startup ini bisa memungkinkan terbukanya akses ekosistem startup antara Swiss dan Indonesia. Program ini dilaksanakan secara paralel di Swiss dan Indonesia dengan waktu yang bersamaan, sehingga peserta program di Swiss dan Indonesia dapat saling berinteraksi. “Pelaksanaannya selama enam bulan dimulai pada bulan April 2019, bentuknya pelatihan berbasis simulasi, pembinaan tim individu, pencarian mitra, serta akses ke investor dan inkubator yang serasi dengan usaha mereka”, ujar Max Weber, Head of ASEAN and AETP Programme Manager.  

“Indonesia akan memasuki masa bonus demografi yang akan diikuti dengan era digitalisasi. Hal ini membuka peluang pasar baru yang menarik bagi para startup di bidang sains, teknologi, serta industri kreatif”, tambah Gati.

Max Weber menuturkan bahwa Indonesia memiliki banyak talent yang kreatif dan inovatif sehingga diperlukan kesempatan bagi mereka mengembangkan pasar dan jaringan ke tingkat internasional melalui program AETP ini.

Diketahui Kementerian Perindustrian terus aktif dalam pembinaan startup, diantaranya melalui program inkubasi, kompetisi, serta scaling-up. Di tahun 2018 Kementerian Perindustrian juga telah meluncurkan program Making Indonesia 4.0 Startup yang merupakan ajang kompetisi bagi startup dengan produk berbasis teknologi Industri 4.0 sebagai salah satu upaya dalam rangka menindaklanjuti insiatif Making Indonesia 4.0. “Program ini bertujuan untuk menumbuhkan ekosistem startup teknologi yang akan memperkaya bank teknologi Indonesia.” Jelas Gati.

“Tidak hanya startup berbasis teknologi digital, Kemenperin juga membina startup berbasis industri kreatif seperti fesyen dan craft melalui Bali Creative Industry Center (BCIC) di Denpasar”, tambah Gati.

Selanjutnya Sektor-sektor tersebut diharapkan dapat menjadi batu loncatan bagi industri Indonesia untuk menembus pasar dunia”. Gati mengatakan Beberapa startup digital dan industri kreatif binaan Ditjen IKMA akan mendapat kesempatan  untuk diseleksi langsung oleh tim AETP pada akhir acara seminar, “Penjaringan startup untuk area Jakarta dilakukan bekerjasama dengan Estubizi Network.” ungkapnya.

Gati menuturkan bahwa Kementerian Perindustrian menyambut baik dan mendukung program ASEAN Entrepreneurship Training Program yang diinisiasi oleh Pemerintah Swiss melalui Swiss Secretariat of Education Research and Innovation (SERI). “Program ini menjadi salah satu upaya tindak lanjut dari program pembinaan startup yang telah dilakukan oleh Kementerian Perindustrian, harapannya, startup binaan dapat memperluas akses kerjasama dengan startup dan venture capital di pasar internasional khususnya Swiss”. jelasnya.

Dari program ini akan diambil 10 (sepuluh) tim startup terpilih untuk mengikuti training dan coaching selama 6 (enam) bulan. Dan Pada akhir program, tim startup yang dinyatakan lulus akan mengikuti pertukaran startup untuk bertemu venture capital di kedua negara tersebut.