Darmono: Pendidikan Tinggi Wajib Berubah Hadapi Revolusi Industri 4.0

Oleh : Ahmad Fadli | Rabu, 23 Januari 2019 - 14:44 WIB

INDUSTRY.co.id, Jakarta -   Founder President University, SD. Darmono berharap proses perizinan berdirinya fakultas kedokteran pada President University segera diterbitkan.  Hadirnya fakultas kedokteran di kawasan industri tersebut bisa membantu pemerintah dalam bidang kesehatan.

“Sudah lama kita ajukan untuk dirikan fakultas kedokteran tapi belum mendapatkan izin tersebut.  Padahal ada 10 RS di Cikarang, dan kita punya President Medical klinik. Sehingga dengan adanya sekolah kedokteran yang bisa berbahasa asing, kita bisa datangkan devisa dari bidang kesehatan,” ujar Darmono yang juga Chairman Jababeka Group, dalam acara penerimaan akreditasi institusi President University dengan akreditasi A dari BAN PT, di President Lounge, Rabu (23/1/2019).

Dirinya juga berpesan dengan diraihnya akreditasi A tersebut tanggung jawabnya lebih besar. Dosen harus banyak belajar lagi, kurikulum akan terus diperbaiki mutunya dan dan bidang lain yang belum tersentuh harus diperbaiki.

Terlebih menurutnya, saat ini dunia sedang dihadapi dengan era industri 4.0, maka pendidikan tinggi harus lebih banyak kompetensi di berbagai bidang yang disebut multitasking.

“Sebab dengan perubahan yang mendadak ini kita tidak tahu skill apa yang dibutuhkan pasar. Jadi lulusan universitas harus bisa kerja apapun sebab kita tidak tahu 4.0 apa dampaknya,” ujarnya

Lanjutnya, akan banyak lapangan kerja tradisional yang hilang. Kalau pun hilang strategi kerja seperti apa yang harus disiapkan, perlu ditingkatkan apa yang robot dan mesin tidak dilakukan. Karena sebagian kerja diambil mesin maka banyak waktu luang maka perlu up skilling harus bisa multitasking.

“Pendidikan kita harus menjurus ke sana, jurusan yang spesialisasi itu nanti misal jurusan mesin yang merawat 4.0 itu. Generalis spesialis,” pungkasnya.

Sementara itu, Rektor President University, Jony Oktavian Haryanto mengatakan program magang juga menjadi unggulan President University dimana lulusannya 90% lebih langsung diserap di dunia kerja setelah mereka lulus. 

Tidak berhenti disitu, Jony pun menyatakan ingin terus mengembangkan luasan kampusnya yang saat ini terletak di dalam kawasan industri seluas 5.600 hektar. Kerja sama pun akan terus ditingkatkan dengan perusahaan maupun perguruan tinggi lainnya, baik di seluruh Indonesia maupun di luar negeri. 

”Kita juga sekarang telah kerja sama student exchange dengan Babson College yang merupakan universitas entrepreneurship terbaik di dunia. Selain itu kita juga bekerja sama dengan Universiti Utara Malaysia, HAN University of Applied Sciences di Belanda, RMIT di Australia dan sebagainya. Hal tersebut menunjukan bahwa President University telah dikenal luas dikalangan global, dan diperhitungkan baik di dalam negeri maupun di luar negeri," tutupnya.