Indonesia Tetap Jadikan Sarungtangan Industri Andalan

Oleh : Ridwan | Jumat, 24 Februari 2017 - 03:03 WIB

INDUSTRY.co.id - Medan- Indonesia berharap sarungtangan karet maupun sintesis tetap menjadi salah satu industri andalan karena potensi ekspornya yang cukup besar, padat karya dan bahan bakunya banyak.

"Agar bisa berkembang, pengusaha industri sarungtangan diharapkan terus melakukan riset teknologi dan menerapkan di industri tersebut," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Deliserdang, Kamis (23/2/2017)

Dia mengatakan itu usai meresmikan pabrik sarungtangan kesehatan ke-6 PT Medisafe Technologies di Tanjungmorawa, Deliserdang.

Dengan terus menggunakan teknologi tinggi dan terbaru, maka produk sarungtangan Indonesia bisa bersaing dengan produk asing dan bahkan lebih unggul.

Seperti diketahui, salah satu pesaing sarungtangan Indonesia adalah Malaysia.

"Pemerintah siap mendukung pengusaha industri sarungtangan dengan berbagai kemudahan termasuk fasilitas tax allowance yang memang diberikan untuk perusahaan yang berorientasi ekspor dan padat karya," katanya.

Dia memberi apresiasi kepada manajemen Medisafe yang bisa bertahan dan bahkan berkembang termasuk diperhitungkan di pasar dunia ditengah perekonomian yang masih melambat dan persaingan yang ketat.

Chief Executive Officer PT Medisafe Technologies, Deepak Bang, mengatakan perusahaan produsen sarung tangan kembali berinvestasi di Sumut dengan membuka pabrik ke enamnya di Kabupaten Deliserdang senilai US$5 juta.

"Pabrik ke-6 dengan kapasitas 600 juta pcs sarung tangan kesehatan itu diharapkan bisa meningkatkan atau semakin menguatkan pangsa pasar sarung tangan Indonesia di pasar dunia," katanya.

Produksi Medisafe 90 persen di ekspor termasuk ke Amerika Serikat (AS).

Sementara itu, Chairman Medisafe dan YTY Group, Vikram Hora mengungkapkan, Medisafe adalah produsen sarung tangan sintetis sekali pakai terbesar di Indonesia. Produk yang dihasilkannya, 99 persen diekspor ke Amerika Serikat dan Eropa.

"Saat ini kami telah memiliki pabrik canggih terbaru yang memproduksi sarung tangan sintetis sekali pakai untuk kegiatan medis dengan kapasitas lebih dari 600 juta buah" terangnya.

Sehingga dengan tambahan investasi tersebut, kapasitas produksi perusahaan meningkat menjadi 2,7 miliar sarung tangan per tahun dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 1.700 karyawan.  

Investasi ini menjadi bukti dari komitmen perusahaan untuk terus berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia, salah satunya dengan membangun proyek padat teknologi yang canggih.

Sebagai pelopor sarung tangan generasi lanjut, Vikram menyampaikan, Medisafe dan YTY Group saat ini adalah mitra manufaktur dari sejumlah besar distributor sarung tangan terbesar dan terefisien di dunia.

"Dari total produksi kami di Indonesia, hanya satu persen untuk memenuhi permintaan dalam negeri karena selebihnya diekspor" tutup Vikram