Tahun Ini, AP II Kelola Tiga Bandara di Sumatera

Oleh : Ahmad Fadli | Selasa, 01 Januari 2019 - 16:59 WIB

INDUSTRY.co.id, Jakarta - P T Angkasa Pura II (Persero) berencana mengelola tiga bandara di Sumatera yang sebelumnya dikelola Unit Penyelenggara Bandar Udara Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan.

Ketiga bandara yang akan dikelola oleh AP II, yakni Bandar Udara Raden Inten Lampung, Bandar Udara Fatmawati dan Bandar Udara Tanjung Pandan.

"Angkasa Pura II pada tahun 2019 juga rencananya mengelola tiga bandara lainnya melalui Kerja Sama Pemanfaatan Barang Milik Negara, yaitu Bandar Udara Raden Inten Lampung, Bandar Udara Fatmawati yang berlokasi di Bengkulu serta Bandar Udara Tanjung Pandang di Kepulauan Bangka Belitung," kata Presiden Director AP II Muhammad Awaluddin di Jakarta dalam keterangan tertulisnya, Selasa.

Selain itu AP II juga akan melakukan strategic partnership untuk pengembangan kawasan Bandara Kualamanu yang nanti dijadikan HUB bagian barat Indonesia; Pembangunan business hub di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru serta perluasan terminal maupun airside di bandara-bandara cabang lainnya yang dikelola oleh AP II.

Selama tahun 2018, AP II telah mengelola beberapa bandara baru yang tersebar di Indonesia seperti Bandara Internasional Kertajati Jawa Barat, Bandara Tjilik Riwut Palangkaraya dan Bandara Banyuwangi Jawa Timur. Dengan demikian AP II hingga saat ini telah mengelola total 16 bandara yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.   

Menyongsong tahun 2019, PT Angkasa Pura II (Persero) mengusung tema Go Global yang mengaplikasikan tiga strategi bisnis, yakni Go Internasional, Go Digital, Go Excellence. Hal ini sejalan dengan RJPP tahun 2019 yang mengedepankan Global Partnership & Innovation.

Dengan Go Global, Angkasa Pura II optimistis mampu menunjukkan kiprah positifnya dalam mengelola bandara. Tidak hanya mampu berbicara dalam skala nasional, Angkasa Pura II juga berencana untuk lebih mendunia.

Hal ini dikarenakan Angkasa Pura II melihat kesempatan yang terbuka luas untuk mengelola bandara di negara lain.