Presiden Direktur Pertamina Power Indonesia: Pembangunan PLTGU Jawa-1 Tandai Dimulainya Tahap II

Oleh : Hariyanto | Rabu, 19 Desember 2018 - 11:30 WIB

INDUSTRY.co.id - Karawang - Dalam peresmian Pembangunan proyek terintegrasi infrastruktur gas dan pembangkit listrik gas (PLTGU) Jawa 1 yang dimulai hari ini, Presiden Direktur Pertamina Power Indonesia (PPI) Ginanjar mengatakan  Pelatakan batu pertama pembangunan proyek infrastruktur gas dan pembakit listrik terintegrasi Jawa-1 ini menandai dimulai tahap II.

"Pembangunan pembangkitan listrik ini tentu akan menciptakan multiplyer effect bagi perekonomian wilayah Karawang, Bekasi, dan sekitarnya. Salah satunya adalah penyerapan tenaga kerja yang mencapai 4.600 orang pada masa konstruksi dan +/-200 orang pada masa operasi, sehingga diharapkan bisa berkontribusi pada penciptaan lapangan kerja baru serta peningkatan perekonomian daerah," kata Ginanjar di Desa Cimalaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Rabu (19/12/2018).

Pembangunan konstruksi pada proyek tersebut  dipercayakan kepada General Electric (GE), Samsung C&T (Samsung) dan PT Meindo Elang Indah (Meindo), termasuk  pemeliharaan pembangkit listrik selama 25 tahun

Selama masa life time PLTGU PLN mendapatkan tariff listrik dengan harga yang relatif murah yakni 5,5038 cUSD/kWh. Selain itu, proyek tersebut juga akan dibangun Floating Storage Regasification Unit (FSRU) dimana pada akhir kontrak, FSRU akan diambil alih oleh PLN.

Dalam proyek ini, GE menyediakan turbin gas paling efisien dengan tingkat emisi terendah 9HA.02, serta layanan pemeliharaan jangka panjang yang meliputi digital solutions, commissioning and installation, parts, field and repair services.

Sementara itu, Samsung akan menyediakan pekerjaan konstruksi dan peralatan balance of plant untuk pembangkit listrik, sementara Meindo akan menyediakan semua pekerjaan laut termasuk jetty, pipa gas, dan pipa air pendingin.

Selain itu, Konsorsium PT Jawa Satu Power juga menunjuk Samsung Heavy Industries untuk membangun FSRU. Proyek dengan nilai kurang lebih US$1,8 milyar. Secara keseluruhan, proyek ini melibatkan lebih dari 20 perusahaan domestic dan internasional.