Menperin Rayu 50 CEO Prancis

Oleh : Ridwan | Selasa, 21 Februari 2017 - 10:52 WIB

INDUSTRY.co.id, Jakarta - Menteri Perindustrian Airlangga mengajak sekitar 50 pimpinan perusahaan asal Perancis yang tergabung dalam Mouvement des Entreprises de France (MEDEF) untuk meningkatkan investasi di Indonesia sekaligus bermitra dengan pelaku industri dalam negeri.

Sektor-sektor yang akan dijajaki kerja sama, antara lain industri galangan kapal, perawatan pesawat, dan kereta api.  

"Mereka lebih banyak ingin mengetahui peluang dan kepastian hukum untuk berinvestasi di Indonesia serta kebijakan di sektor industri seperti impor barang," ungkap Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto usai bertemu dengan Presiden MEDEF Pierre Gattaz beserta delegasi dan Duta Besar Perancis untuk Indonesia Jean-Charles Berthonnet di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Senin (20/2/2017).

Pemerintah Indonesia berkomitmen menciptakan iklim investasi yang kondusif serta kemudahan berusaha melalui deregulasi dan paket kebijakan ekonomi yang telah diterbitkan.

"Kami optimistis, perekonomian di Indonesia akan lebih membaik tahun ini. Apalagi adanya penurunan harga gas industri dan harga komoditas mulai bangkit," terangnya.

Pada pertemuan itu, Airlangga mengutip data Organisasi Pembangunan Industri PBB (UNIDO), yang menunjukkan nilai tambah industri Indonesia pada 2015 berkontribusi 1,93 persen terhadap nilai tambah industri dunia. Nilai ini sama dengan Inggris serta lebih besar dari kontribusi Rusia (1,77 persen), Meksiko (1,70 persen), dan Kanada (1,45 persen).  

Saat ini sudah ada beberapa kawasan industri di Tanah Air yang siap diisi oleh investor karena telah didukung dengan fasilitas penunjang seperti pelabuhan dan infrastruktur lainnya.

Hingga saat ini, sebanyak 73 kawasan industri yang telah beroperasi di seluruh Indonesia. Menperin berharap, peningkatan investasi ini akan menambah kemitraan pelaku industri Indonesia dan Perancis.

"Contohnya, Airbus dengan PT DI. Saat ini, juga tengah dijajaki kerja sama Airbus dengan Lapan dalam pembangunan pusat enjiniring. Untuk pengembangan kereta api, bisa dengan PT INKA. Selain itu, Michelin akan meningkatkan akses pasar di Indonesia untuk membangun bisnis retreading dan bisnis ban bekas," tutup Airlangga.